Jumat 12 Mar 2021 06:15 WIB

Tabir Mimpi Sayyidah Juwairiyah Sebelum Dinikahi Nabi SAW

Saat ia menikah terdapat 100 orang Bani Musthaliq yang dibebaskan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Tabir Mimpi Sayyidah Juwairiyah Sebelum Dinikahi Nabi SAW
Foto: saharamet.org
Tabir Mimpi Sayyidah Juwairiyah Sebelum Dinikahi Nabi SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sayyidah Juwairiyah binti Al-Harits Al-Khizamiyyah merupakan salah satu perempuan yang dipinang Nabi Muhammad untuk menjadi istri. Siapa sangka, sebelum dipinang Nabi, beliau mendapatkan isyarat baik melalui mimpinya.

Imad Al-Hilali dalam buku Ensiklopedia Wanita Alquran menjelaskan sebagaimana yang dikutip dari hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah, Sayyidah Juwairiyah pernah berkeluh kesah kepada Nabi sebelum dinikahi.

Baca Juga

Sayyidah Juwairiyah berkata: “Wahai Rasulullah, aku adalah Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar, pemimpin kaumnya. Aku ditimpa musibah yang tentu tidak ringan jika menimpamu. Aku jatuh ke tangan Tsabit bin Qais bin Syamas atau sepupunya. Kemudian, aku memerdekakan diri dengan cara mukatab (mencicil). Kali ini, aku datang kepadamu agar kiranya engkau memberi bantuan mencicil dariku,”.

Rasulullah SAW pun bertanya: “Maukah jika engkau mendapat kebaikan yang lebih dari itu?” Juwairiyah pun bertanya: “Apa itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Aku lunasi engkau, lalu aku nikahi,”. Sayyidah Juwairiyah pun setuju dan berkata: “Baiklah, wahai Rasulullah. Lakukan saja,”.

Maka tersiarlah kabar yang luas tentang pernikahan Nabi dengan Sayyidah Juwairiyah. Bersamaan dengan dinikahkannya Sayyidah Juwairiyah oleh Rasulullah, terdapat 100 orang Bani Musthaliq yang dibebaskan. Tak heran jika ia dikenal sebagai wanita yang paling besar membawa berkah bagi kaumnya.

Di sisi lain, sebelum pernikahan yang membawa berkah itu terjadi, Sayyidah Juwairiyah bermimpi: “Tiga malam sebelum Nabi melamarku, aku melihat seperti bulan purnama bergerak dari arah Madinah dan jatuh di pangkuanku. Aku tak mau menceritakan mimpi itu kepada siapapun sampai Nabi SAW datang ke tempatku. Sewaktu kami masih ditahan, aku berharap mimpi itu berulang,”.

Sayyidah Juwairiyah melanjutkan: “Rasulullah SAW membebaskan dan lalu menikahiku. Demi Allah, aku tidak menceritakan hal itu kepada kaumku, sampai kaum Muslimin mengirimkan utusan untuk memberitahu mereka. Belum usai rasa bahagia, seorang pelayan dari putri pamanku datang mengabariku bahwa kaum Muslimin telah memberitahu mereka. Aku pun tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah,”.

Ibnu Abbas meriwayatkan suatu hari Nabi Muhammad SAW datang kepada Sayyidah Juwairiyah yang saat itu sedang berada di ruangannya. Menjelang tengah hari, beliau kembali datang kepadanya, lantas bertanya: “Apakah engkau tetap berada di tempatmu?” Ia pun menjawab: “Betul,”.

Kemudian Nabi melanjutkan: “Maukah jika aku ajarkan beberapa kalimat untuk engkau ucapkan?”

Nabi berkata: “Subhanallahu adada khalqihi ٣X, subhanallahi ridha nafsihi ٣X, subhanallahi zinata arsyihi ٣X, subhanallahi midaada kalimatihi ٣X,”.

Yang artinya: “Mahasuci Allah sebanyak makhluk-Nya (diucapkan 3X), Mahasuci Allah seridha Zat-Nya (diucapkan 3X), Mahasuci Allah seindah Arsy-Nya (diucapkan 3X), Mahasuci Allah sebanyak kalimat-Nya (diucapkan 3X),”.

Sayyidah Juwairiyah diketahui wafat pada tahun 50 Hijriyah. Ada yang mengatakan, beliau wafat pada bulan Rabiul Awal 56 Hijriyah. Ada juga versi yang mengatakan beliau wafat pada 65 Hijriyah. Sewaktu beliau wafat, jenazahnya dishalatkan oleh Marwan bin Hakam yang saat itu menjadi gubernur Madinah.

Latar belakang Sayyidah Juwairiyah

Beliau adalah salah seorang istri Nabi yang dikenal memiliki kecantikan penampilan dan memiliki kefasihan berbicara. Ayah dari Sayyidah Juwairiyah adalah pemimpin Khuza’ah. Dan di masa Jahiliyah, Sayyidah Juwairiyah dikenal dengan sebutan Barrah. Setelah menikahi Nabi, beliau dipanggil dengan sebutan Juwairiyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement