REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sedang mengkaji efektivitas jalur sepeda permanen di Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Pengkajian dilakukan bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Terdapat dua pertanyaan utama yang berusaha dijawab dalam proses pengkajian ini. Kasubdit Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar, mengatakan, pertanyaan pertama adalah, "Seberapa banyak orang yang menggunakan jalur sepeda ini untuk bike to work, misalnya".
Menurut Fahri, sejauh ini, masyarakat yang bersepeda untuk pergi bekerja jumlahnya belum terlalu banyak. "Tapi (pastinya) nanti kita lihat hasil kajiannya," kata dia kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (12/3).
Pertanyaan kedua adalah "Apakah jalur sepeda ini bisa, misalkan, membantu masyarakat untuk memudahkan mobilitas khususnya pesepeda atau bahkan malah memacetkan".
Hal itu menjadi penting untuk diketahui, ujar Fahri, karena jalur sepeda permanen memakai badan jalan yang sebelumnya digunakan sepenuhnya oleh kendaraan bermotor. Di sisi lain, sepeda motor dan mobil jumlahnya tak berkurang. Bahkan terus meningkat.
Dua pertanyaan utama terkait efektivitas jalur sepeda permanen itu, kata Fahri, yang akan dicoba dijawab dan diuraikan pihaknya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Pengkajian telah dimulai sejak pekan pertama bulan Maret 2021. "Hasil kajiannya nanti akan kami share kepada teman-teman (wartawan)," kata dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diketahui sedang membangun jalur sepeda terproteksi sepanjang 11,2 kilometer dan lebar dua meter di Jalan Sudirman-Thamrin. Pengerjaan ditargetkan rampung pada akhir Maret 2021.
Meski belum rampung, jalur tersebut sudah memasuki masa uji coba sejak Jumat (26/2) lalu. Namun, sejumlah kendaraan bermotor kedapatan masih banyak memasuki jalur yang sudah diberi pembatas itu. Begitu pula pesepeda masih banyak yang melintas di luar jalur.