REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pariwisata dan Persatuan Organisasi Olah Raga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DIY menggelar Festival Andong 2021. Festival ditandai kirab andong dimulai dari Rumah Dinas Bupati Sleman menuju Sleman City Hall (SCH).
Ketua Pordasi DIY, KPH Yudanegara dan Bupati Sleman, Kustini Purnomo berkesempatan menaiki andong yang menjadi bagian kirab. Kirab secara berurutan diawali dengan pawai sepeda onthel, andong dan paling belakang pawai becak.
Festival ini dilaksanakan bertepatan peringatan ke-33 jumenengan dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X. Festival Andong digelar pada 13-14 Maret 2021 di SCH dan dijalankan dengan penerapan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengatakan Festival Andong jadi agenda tahunan yang masuk Calendar Event DIY 2021. Serta, menjaga konsistensi Yogyakarta sebagai daerah pariwisata dalam pelestarian budaya warisan bangsa.
"Sekaligus, mempromosikan andong kepada masyarakat Indonesia dan luar negeri serta menggugah kesadaran masyarakat Yogyakarta untuk merawat dan menghargai andong sebagai warisan budaya," kata Singgih, Ahad (14/3).
Selain kirab, Festival Andong turut diisi lomba hias andong dan lomba lukis topeng. Bupati Sleman, Kustini Purnomo, menyambut gembira dan mengapresiasi Festival Andong yang mendukung pelestarian transportasi tradisional Yogyakarta.
Apalagi, seiring semakin maraknya kendaraan bermesin, transportasi tradisional seperti becak, andong maupun gerobak semakin tersisih keberadaannya. Kustini berharap, Festival Andong dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan.
"Sehingga, menjadi agenda daerah yang akan memberikan dampak interaksi bisnis. Harapannya, antara lain akan menggeliatkan kembali bengkel andong, serta menumbuhkan usaha peternakan, terutama pembibitan kuda," ujar Kustini.
Kustini megatakan, pelaksanaan Festival Andong masih dalam masa pandemi. Sehingga, harus senantiasa memperhatikan dan mengedepankan secara ketat protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Dia turut menyoroti kondisi pandemi saat ini yang membuat pemulihan pariwisata tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Sebab, ada perubahan preferensi wisatawan pada fase normal baru yang mengutamakan faktor kebersihan.
"Pelaku usaha wisata dan masyarakat pelaku wisata harus hati-hati melaksanakan kegiatan kepariwisataan, dimaksudkan menjaga kepercayaan wisatawan terhadap standar protokol kesehatan yang dijalankan industri pariwisata," kata Kustini.