Senin 22 Mar 2021 11:53 WIB

Fenomena Halo Matahari Terlihat di Bandung

Halo adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari atau bulan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Fenomena lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari terlihat jelas oleh mata di Kota Bandung dan sekitarnya, Senin (22/3) siang. Diketahui bahwa lingkaran cahaya di sekitar matahari atau juga yang bisa terdapat di bulan tersebut atau fenomena optis disebut Halo.
Foto: Dok Pribadi Aep Sopandi
Fenomena lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari terlihat jelas oleh mata di Kota Bandung dan sekitarnya, Senin (22/3) siang. Diketahui bahwa lingkaran cahaya di sekitar matahari atau juga yang bisa terdapat di bulan tersebut atau fenomena optis disebut Halo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Fenomena lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari terlihat jelas oleh mata di Kota Bandung dan sekitarnya, Senin (22/3) siang. Diketahui bahwa lingkaran cahaya di sekitar matahari atau juga yang bisa terdapat di bulan tersebut atau fenomena optis disebut Halo.

Salah seorang warga, Aep Sopandi mengaku melihat lingkaran cahaya di matahari tersebut di wilayah Cimahi dan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Ia mengaku fenomena tersebut masih berlangsung meski kondisinya perlahan hilang.

Baca Juga

"Sekarang masih ada sedikit. Di Cimahi, Lembang ada," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (22/3).

Prakirawan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Yuni Yulianti mengatakan fenomena Halo merupakan peristiwa yang normal dan wajar. Kondisi tersebut terjadi saat kristal es pada awan cirrus atau cirrostratus yang dingin dan berada sekitar 5-10 kilometer atau 3-6 mil pada lapisan atas troposter.

"Halo adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari atau bulan. Halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus, biasanya cirrostratus  yang dingin," ujarnya.

Ia menuturkan, fenomena tersebut muncul bergantung kepada bentuk dan arah kristal es. Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es berbentuk batang atau prisma.

Yuni mengatakan kondisi tersebut membuat sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna disebabkan efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu. Kondisi tersebut terjadi serupa seperti pelangi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement