Senin 22 Mar 2021 19:28 WIB

Kisah Pohon Naga Pulau Socotra Yaman, Ada Qabil-Habil?

Terdapat banyak kisah mitos dari Pohon Naga Pulau Socotra

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat banyak kisah mitos dari Pohon Naga Pulau Socotra. (ilustrasi) peta Yaman
Foto: tangkapan layar google
Terdapat banyak kisah mitos dari Pohon Naga Pulau Socotra. (ilustrasi) peta Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada pohon yang penuh misteri di Pulau Socotra di Yaman. Pohon tersebut bernama Pohon Naga. 

Ada pula yang menyebutnya pohon Darah Dua Bersaudara. Penduduk Pulau Socotra sendiri menyebutnya Pohon Arohaib.

Baca Juga

Pohon itu salah satu harta biologi terbesar Yaman, terutama bagi pulau yang merupakan rumah beragam tumbuhan, hewan, dan burung. 

Pulau Socotra berisi lebih dari 825 spesies tumbuhan yang dikenal dan langka. Sebanyak 37 persen di antaranya tidak ditemukan di tempat lain.

Pohon Naga atau juga disebut Pohon Darah Bersaudara, memiliki bentuk yang unik menyerupai tajuk atau mahkota, yang terdiri dari cabang-cabang yang saling bertautan dan diatapi dengan daun pohon hijau menghadap ke langit.

Batang pohonnya tebal dan lebar. Di dalam batangnya terkandung zat getah berwarna merah tua. Tinggi pohon ini sendiri antara 3 sampai 9 meter. Pohon itu tersebar di dataran tinggi pegunungan di Pulau Socotra.

Ada puluhan mitos di balik pohon tersebut. Salah satunya, terkait dengan kisah pembunuhan yang dilakukan Qabil kepada adiknya Habil. Darah Habil jatuh ke tanah dan di situlah tumbuh tunas pohon, yang sekarang dikenal dengan sebutan Pohon Darah Bersaudara.

Mitos lain menyebut, gajah dan naga bertarung kemudian naga terluka hingga bercucuran darahnya ke tanah. Di area cucuran darah ini lalu tumbuh tunas pohon. Semua mitos yang ada selama berabad-abad secara turun-temurun ini merupakan upaya untuk menjelaskan warna getah batang pohon yang mirip darah.

Getah merah dari batang pohon tersebut, biasa digunakan oleh warga lokal sebagai obat. Wanita terkadang mencampurnya dengan air dan meminumnya setelah melahirkan.

Cara ini juga dipercaya bisa mengobati rematik dan digunakan untuk mengecat tembikar, cat kuku dan make-up, dan juga digunakan untuk membuat pigmen dan dupa.

Sumber: arabicpost  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement