REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China tertinggal jauh dalam target dua tahun yang ditetapkan dalam kesepakatan perdagangannya dengan Amerika Serikat (AS). setelah membeli hanya sekitar sepertiga dari barang yang dikatakan akan dibeli sejauh ini.
Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Rabu (24/3) total pembelian yang dilakukan China terhadap barang-barang pertanian, manufaktur, dan energi dari AS sebesar 123 miliar dolar AS dalam 14 bulan sejak kesepakatan perdagangan ditandatangani pada Januari 2020. Jumlah tersebut mencapai 32,6 persen dari target 378 miliar dolar AS pada 2020-2021.
Ada keraguan luas bahwa China akan memenuhi target yang dijanjikan, bahkan sebelum pandemi pecah, merusak permintaan dan kemampuan AS untuk memasok barang. Namun, tidak jelas apakah China akan menghadapi dampak apapun dari AS karena gagal memenuhi kesepakatan perdagangan kedua negara.
Meskipun Kementerian Luar Negeri China mengatakan perdagangan telah dibahas oleh para pejabat selama pembicaraan baru-baru ini antara kedua negara di Alaska, tidak ada penyebutan khusus tentang kesepakatan perdagangan atau apa yang akan dilakukan kedua belah pihak dengan tarif yang diberlakukan selama perselisihan mereka.
China telah meningkatkan impor barang-barang pertanian dari AS sejak akhir tahun lalu, karena berupaya untuk memberi menutupi kekurangan komoditas.