Rabu 24 Mar 2021 22:17 WIB

Waspada, Curah Hujan di Cirebon Diperkirakan Masih Tinggi  

Ratusan rumah di Kabupaten Cirebon terdampak banjir.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Permukiman warga terdampak banjir. (ILUSTRASI)
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Permukiman warga terdampak banjir. (ILUSTRASI)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati mengingatkan soal potensi curah hujan tinggi di wilayah Kabupaten Cirebon. Curah hujan yang tinggi ini dapat memicu terjadinya bencana.

Prakirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, pada Maret ini, curah hujan di wilayah Kabupaten Cirebon diperkirakan masih masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi. Begitu pun di wilayah Kabupaten Majalengka dan Kuningan. “Tingkat curah hujannya diprakirakan mencapai 301-500 milimeter per bulan,” kata Faa Izyn, yang akrab disapa Faiz.

Dengan curah hujan yang tinggi ini, Faiz mengingatkan masyarakat agar mewaspadai kondisi cuaca ekstrem. Seperti hujan lebat, angin kencang, petir, bahkan terjadinya hujan es. Kondisi cuaca ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, baik itu banjir, longsor atau pergerakan tanah, juga pohon tumbang. “Jadi, tetap waspada,” katanya.

Pada Selasa (23/3), banjir dilaporkan terjadi di wilayah Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan, banjir dilaporkan melanda tiga blok, yaitu Blok Posong RT 01/RW 08, Blok Posong Wetan RT 01/RW 07, dan Blok Kebon Pring RT 01 dan 02/RW 09.

Banjir dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Alex mengatakan, awalnya turun hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa jam. Ditambah lagi ada kiriman air dari kawasan hulu yang menyebabkan air sungai meluap. Menurut dia, ada juga persoalan drainase yang menyempit akibat tumpukan sampah. “Sehingga aliran drainase menjadi tersumbat dan meluap menggenangi permukiman warga,” kata dia, Rabu (24/3).

Menurut Alex, banjir dilaporkan berdampak terhadap 295 rumah warga di tiga blok. Ketinggian genangan air disebut berkisar 30-100 sentimeter. Selain rumah warga, kata dia, banjir juga berdampak terhadap kantor kecamatan, kantor pemadam kebakaran, tiga mushala, serta satu bangunan sekolah.

Genangan air banjir dilaporkan surut pada Rabu dini hari. Alex mengatakan, BPBD sudah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk menangani dampak banjir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement