REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau sudah membentuk 15 kampung siaga bencana. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah pusat dalam menghadapi bencana longsor, banjir, dan karhutla.
"Dari 15 kampung siaga bencana itu, satu diantaranya berada di Kota Pekanbaru, yang diharapkan Kampung Siaga Bencana ini bisa menjadi garda terdepan dalam membantu dan mengedukasi masyarakat menghadapi bencana," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution di Pekanbaru, Rabu (24/3).
Ia mengatakan, keberadaan kampung siaga bencana ini dapat mengorganisir potensi dan mengelola sumber daya manusia dalam penanganan bencana melalui sosialisasi dan pelatihan. Selain itu, katanya, kampung siaga bencana diharapkan dapat meningkatkan kapasitas masyarakat lebih siap untuk menghadapi kerentanan dan resiko bencana dengan tepat, cepat dan tanggap dengan semangat gotong royong.
"Dengan adanya relawan yang tangguh disebut Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang ikut andil dalam kampung siaga bencana tentu menjadi kebanggaan karena telah memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam mengatasi bencana alam," katanya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Tengku Zul Efendi mengatakan, Tagana merupakan relawan dibawah naungan Kementerian Sosial Republik Indonesia. "Saat ini Tagana sudah berusia 17 tahun tentunya sudah mulai dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi sehingga kiprahnya diharapkan menjadi pelindung masyarakat dalam penanganan bencana," katanya.
Karenanya diharapkan Tagana menjadi pelindung masyarakat dalam penanggulangan bencana, serta bersinergi dengan organisasi kebencanaan lainnya dalam meminimalisasi permasalahan terutama penanggulangan bencana.