REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 10 orang penghuni meninggal dunia saat kebakaran menghanguskan lima rumah petak di Jalan Pisangan Baru III RT.06/10, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Timbulnya korban jiwa sebanyak itu karena mereka tak sempat menyelamatkan diri.
Wali Kota Jakarta Timur M Anwar, mengatakan, rumah petak yang masing-masing ukurannya sekitar 3 X 8 meter itu posisinya berdempetan. Rumah petak paling ujung dibatasi tembok. Otomatis akses keluar masuk hanya satu.
Ketika kebakaran terjadi pukul 04.20 WIB, lanjut dia, penghuni kontrakan paling ujung tak bisa kabur. "Orang yang petakan paling ujung, kebetulan jalannya buntu, jadi tidak bisa menyelamatkan diri. Tapi yang sebelah luar bisa menyelamatkan diri, berarti sumber api dari sana mungkin," kata Anwar di lokasi.
Terpisah, Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, lima rumah kontrakan itu dihuni lima kepala keluarga (KK) atau 15 jiwa. Adapun 10 korban jiwa berasal dari dua keluarga.
10 orang itu tewas karena terlambat menyelamatkan diri. "Mereka tidak keburu menyelamatkan diri. Sebab, sudah terkepung api dan beberapa masih tertidur," kata Gatot.
Sepuluh korban kebakaran di Matraman itu adalah Sri Mulyani (50 tahun), Deby (28), Ria (17), Dani (30), Nizan (1,5), Beni (42), Nova (40), Baeva (15), Fani (20), dan Ni Imam. Jenazah mereka sudah dievakuasi ke RSCM, Jakarta Pusat.
Anwar menambahkan, berdasarkan keterangan pihak kepolisian, kebakaran terjadi karena arus pendek listrik. "Kalau kita lihat kabelnya tidak standar ya. Ketika dibuka itu serabut, bukan kabel yang baja. Tentunya ini menjadi perhatian," ujarnya.
Informasi kebakaran yang menghanguskan lima rumah petak itu sampai ke pihak Pemadam Kebakaran Jakarta Timur pukul 04.50 WIB. Sebanyak 14 unit mobil pemadam langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Api berhasil dipadamkan 05.50 WIB. Kerugian materi akibat peristiwa ini ditaksir Rp 800 juta.