REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satria Muda Pertamina tak kendur walau sudah memastikan langkah ke play-off IBL 2021 mewakili Divisi Putih, menyusul kekalahan Amartha Hangtuah dari Prawira Bandung dan kemenangan mereka atas NSH Mountain Gold pada Ahad (28/3). Buktinya, Satria Muda tetap bermain dengan agresivitas dan eksplosivitas yang sama ketika menghadapi West Bandits Solo pada hari keempat Seri 3 IBL 2021, Senin (29/3) malam. Satria Muda mengatasi West Bandits Solo 70-48 di gelembung IBL Robinson Resort Cisarua, Bogor.
Pelatih Satria Muda Milos Pejic juga memberikan isyarat tak akan mengubah banyak hal dari permainan timnya. Justru lima laga sisa di regular season ini akan dimanfaatkannya untuk mengembangkan permainan timnya demi mencapai kesuksesan di play-off nanti. "Masih banyak ruang untuk kami berkembang," tegas Milos.
Ia memberi contoh ketika Satria Muda menghadapi West Bandits yang sepanjang permainan menerapkan zone defense. Menurut Milos, para pemainnya belajar membongkar pertahanan lawan dengan segala opsi yang ada untuk meraih kemenangan. Sementara lawan dengan permainan berbeda akan dihadapi timnya ketika bertemu Amartha Hangtuah pada Rabu (31/3). "Itu bagus bagi kami untuk berkembang," ucapnya.
Melawan West Bandits, Satria Muda hanya unggul 18-15 pada kuarter awal. Keunggulan bertambah sedikit saat halftime menjadi 32-25.
Dengan selisih jarak yang tak jauh, West Bandits berusaha keras untuk mendekat pada kuarter tiga. Lay up Widiyanta Putra Teja sempat menipiskan skor menjadi 30-34 saat waktu tersisa 7 menit 23 detik. Namun Satria Muda merespons dengan menjauhkan selisih poin menjadi 14 dengan skor 46-32 ketika kuarter tiga bersisa 3 menit 10 detik.
Lima angka yang dicetak Andri Adrianno dan tripoin Fadlan Minallah membuat skor kembali merapat 40-46 saat waktu tersisa 47 detik. Sepertinya, ini akan jadi titik balik kebangkitan West Bandits. Nyatanya, kesempatan menyalip kembali buyar ketika shooter Satria Muda Sandy Ibrahim Aziz melesakkan tembakan tiga angka.
Disusul dengan lay up Avan Seputra yang berbuah dua angka plus satu tembakan bebas karena ia dilanggar saat hendak memasukkan bola. Free throw Avan membuat keunggulan Satria Muda kembali menjadi 12 angka di akhir kuarter tiga, 52-40.
Upaya West Bandits untuk menipiskan selisih terbentur rapatnya pertahanan Satria Muda. Hingga akhirnya pelatih West Bandits Raoul Miguel Hadinoto realistis dan mulai memasukkan para pemain bench-nya di pertengahan kuarter empat. Ia melihat sulit bagi timnya untuk bisa membalikkan keadaan. Ini diakui usai laga. Satria Muda akhirnya menutup laga dengan selisih 22 poin, 70-48.
Ebos, sapaan Raoul, sudah mulai menyimpan para pemain intinya di pertengahan kuarter empat melihat jalannya permainan. Ia memilih memikirkan pertandingan berikutnya yang penting untuk West Bandits mengamankan tiket play-off daripada memaksakan habis-habisan pemainnya untuk beradu kekuatan dengan Satria Muda dengan waktu tersisa.
Di mata Ebos, lebih realistis mengamankan kemenangan keesokan harinya demi menyusul Prawira Bandung dan Satria Muda yang sudah memastikan lolos ke play-off dari Divisi Merah. West Bandits akan menghadapi Amartha Hangtuah, pesaing dalam perebutan tiket play-off dari Divisi Putih pada Selasa (30/3).
Mengenai kekalahan timnya, Ebos menyebut para pemainnya gagal mengeksekusi game plan secara baik. Ia mengatakan, sejak awal taktiknya mengunci para pemain Satria Muda agar tidak leluasa di paint area. Selain itu, menutup beberapa titik tembakan jarak jauh para shooter Satria Muda yang diperkirakan berbahaya. Hanya, pemainnya kemudian lengah dan ini harus dibayar mahal.
"Kami kecolongan lewat tembakan tiga angka Sandy dan Hardianus. Juga dari tembakan-tembakan di titik-titik (andalan Rizal) Falconi," kata Ebos.
Kelengahan ini diakui forward West Bandits Pringgo Regowo. Menurut dia, West Bandits perlu lebih fokus lagi sepanjang pertandingan. Di mata Pringgo, permainan ia dan rekan-rekannya tidak stabil. "Kami bagus di dua kuarter awal tapi kemudian konsentrasi buyar dan melakukan kesalahan yang tidak perlu," ujar pemain yang kembali turun ke lapangan setelah pada 2017 memutuskan pensiun.
Menurut Pringgo, Satria Muda pada masa lalu, saat ia belum memutuskan pensiun, kuat di posisi bigman. Sekarang, kata dia, keunggulan Satria Muda terletak pada kekuatan di tiap posisi yang merata. Pringgo merasa tak begitu bermasalah untuk menembus pertahanan Satria Muda dalam gim tadi. Hanya, ia menyesalkan buruknya defense West Bandits pada momen-momen tertentu yang kemudian memengaruhi penyerangan mereka.
Hanya Pringgo pemain West Bandits yang menembus double digit. Ia menyumbang 13 poin di laga ini. Sementara dari Satria Muda, Sandy mencetak 14 poin, disusul Falconi 13 angka dan Laurentius Steven Oei dengan 12 poin.
Dengan rekor menang kalah 4-7, peluang West Bandits lolos play-off masih terbuka lebar. Apalagi saingan Widiyanta dkk yakni Amartha Hangtuah dan NSH Mountain Gold baru memetik satu kemenangan dari 10 laga. West Bandits juga masih menghadapi Hangtuah, dan Hangtuah masih punya satu laga sisa melawan NSH. Belum lagi lawan-lawan berat yang mesti dihadapi Hangtuah dan NSH pada laga sisa. Dengan pertimbangan berbagai faktor ini, dua kemenangan lagi, termasuk mengalahkan Hangtuah pada Selasa (30/3), sudah cukup bagi West Bandits untuk mengamankan tiket play-off.