Pemkab Kulon Progo Kekurangan Vaksin untuk Tenaga Pengajar
Red: Bilal Ramadhan
Petugas antre mengikuti vaksinasi Covid-19 massal di Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta, Kamis (25/3). Sebanyak 854 petugas di lingkup Bandara Internasional Adisucipto disuntik vaksin Covid-19 tahap pertama. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kekurangan alokasi vaksin Covid-19 bagi 6.000 tenaga pengajar di wilayah ini, padahal sistem belajar secara tatap muka akan segera dimulai.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo Sri Budi Utami mengatakan sejauh ini, Pemkab Kulon Progo mendapat alokasi vaksin Covid-19 sebanyak 10 ribu dosis yang diprioritaskan bagi pelayanan publik, mulai dari tenaga medis, pemuka agama, lansia, TNI, dan Polri.
Tahapan vaksinasi untuk tenaga pengajar baru akan dilakukan setelah penyuntikan vaksin bagi pelayan publik tersebut selesai. Diharapkan vaksinasi bagi guru dan tenaga pengajar bisa selesai sebelum pelaksanaan belajar tatap muka nantinya.
"Untuk vaksinasi bagi guru kami hanya terkendala vaksin yang tersedia. Semoga bisa selesai sebelum pembelajaran tatap muka digelar pada Juli 2021 mendatang," kata Sri, Rabu (31/3).
Ia mengatakan sistem penyuntikan vaksin nantinya, pihaknya akan memprioritaskan kepada pengajar di jenjang paling bawah terlebih dahulu. Seperti guru PAUD dan TK baru kemudian berlanjut ke jenjang di atasnya.
Pada jenjang tersebut para siswa belum dapat menerapkan pembelajaran secara daring. Sementara jenjang di atasnya dikatakan sudah bisa menyesuaikan proses belajar tanpa tatap muka seperti saat ini.
"Namun sekali lagi, untuk pelaksanaan vaksinasi bagi guru kami tetap bergantung kepada vaksin yang tersedia dan jumlah dropping yang masuk ke Kulon Progo," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan pihaknya juga telah meminta sekolah-sekolah supaya bisa menyiapkan sarana dan prasarana penunjang. Seperti menyediakan thermogun, tempat cuci tangan, handsanitizer, penggunaan masker dan pengaturan tempat duduk.
"Intinya jika sekolah sudah siap dengan protokol kesehatan, maka diizinkan untuk pembelajaran tatap muka di sekolah," katanya.