Kamis 01 Apr 2021 15:11 WIB

Pemerintah Telah Salurkan Rp 6,2 Triliun BLT UMKM di 2021

BPUM tahun 2021 telah tersalurkan kepada 5,2 juta usaha mikro

Red: Gita Amanda
Perajin menjemur jam dinding yang terbuat dari limbah kayu di Kampung Kalapa Dua, Sepang, Serang, Banten, Selasa (2/3/2021). Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyatakan Banpres Produktif atau BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebesar Rp2,4 juta untuk para pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) yang terdampak pandemi akan berlanjut untuk tahun 2021 dan segera disalurkan mulai bulan Maret 2021.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Perajin menjemur jam dinding yang terbuat dari limbah kayu di Kampung Kalapa Dua, Sepang, Serang, Banten, Selasa (2/3/2021). Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menyatakan Banpres Produktif atau BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebesar Rp2,4 juta untuk para pelaku usaha kecil dan mikro (UKM) yang terdampak pandemi akan berlanjut untuk tahun 2021 dan segera disalurkan mulai bulan Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kooperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan pemerintah telah menyalurkan dana Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) sebesar Rp 6,2 triliun per 31 Maret guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2021.

"Hingga 31 Maret 2021, BPUM tahun 2021 telah tersalurkan kepada 5,2 juta usaha mikro dengan nilai Rp 6,29 triliun," kata Teten dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI terkait Evaluasi Pelaksanaan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang dipantau di Jakarta, Kamis (1/4).

Baca Juga

Jumlah BLT yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro tersebut diberikan dari total keseluruhan 9,8 juta calon penerima BPUM pada tahun 2021. Setiap pelaku usaha mikro akan mendapatkan dana sebesar Rp 1,2 juta, jumlah tersebut menurun dibandingkan besaran BLT yang diberikan pada 2020 sebesar Rp 2,4 juta. Jumlah penerima BLT UMKM juga berkurang dibandingkan total penerima pada tahun 2020 yang sebanyak 12 juta orang menjadi 9,8 juta pelaku usaha mikro.

Menteri Koperasi dan UKM mengemukakan pengurangan jumlah penerima BLT UMKM tersebut dikarenakan kendala anggaran pemerintah. Namun Teten menyebut pihaknya tengah mengupayakan tambahan penerima BLT UMKM sebanyak 3 juta orang.