Ahad 04 Apr 2021 04:50 WIB

Pejabat: Serangan Dekat Gedung Capitol Bukan Teroris

Seorang petugas kepolisian Capitol Hill tewas dalam serangan tersebut.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Seorang pria menabrak barikade dengan mobil di luar Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) ditembak pada Jumat (2/4) malam. Tersangka melukai dua petugas kepolisian Capitol yang salah satunya meninggal karena luka.

Aparat penegak hukum kemudian mengatakan bahwa terorisme tidak dicurigai dalam konfrontasi maut itu. Para pejabat menolak untuk mengungkapkan motifnya.

Tetapi Robert Contee seorang penjabat kepala Departemen Kepolisian Metropolitan mengatakan, tidak ada ancaman yang sedang berlangsung ke daerah tersebut. Insiden tersebut tampaknya tidak terkait dengan terorisme.

Pengemudi muncul sambil memegang pisau setelah menabrakkan mobil. Itu adalah kematian kedua tahun ini untuk departemen yang masih memulihkan diri dari huru-hara 6 Januari.

"Video menunjukkan pengemudi mobil yang menabrak muncul dengan pisau di tangannya dan mulai berlari ke arah sepasang petugas," kata Penjabat Kepala Kepolisian Capitol Yogananda Pittman kepada wartawan.

Sopir itu menikam salah satu petugas. Pihak berwenang menembak tersangka dan tersangka meninggal di rumah sakit. Demikian dilansir dari laman Daily Sabah, Sabtu (3/4).

“Saya hanya meminta publik untuk terus mendoakan Polisi Capitol AS dan keluarga mereka," kata Pittman.

"Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi Polisi Capitol AS setelah peristiwa 6 Januari dan sekarang peristiwa yang telah terjadi di sini hari ini," ujarnya.

Pittman tidak mengidentifikasi petugas atau tersangka yang terbunuh. Pihak berwenang mengatakan bahwa tidak ada ancaman yang sedang berlangsung dan bahwa serangan itu tampaknya tidak terkait dengan terorisme, meskipun Capitol diisolasi sebagai tindakan pencegahan. Juga tidak ada hubungan langsung yang jelas antara kecelakaan hari Jumat dan kerusuhan 6 Januari.

Kecelakaan dan penembakan itu terjadi di pos pemeriksaan dekat Capitol saat Kongres sedang istirahat. Serangan itu terjadi ketika wilayah Washington tetap gelisah hampir tiga bulan setelah gerombolan pemberontak bersenjata menyerbu Capitol ketika Kongres memberikan suara untuk mengesahkan kemenangan Presiden Joe Biden.

Aparat penegak hukum mengatakan kepada AP bahwa tersangka ditembak dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Salah satu petugas yang terluka dibawa dengan mobil polisi ke rumah sakit, yang lainnya diangkut oleh kru medis darurat.

Insiden itu terjadi sekitar 100 yard (91 meter) dari pintu masuk gedung di sisi Senat Capitol. Pos pemeriksaan keamanan biasanya digunakan oleh para senator dan staf pada hari kerja. Kongres saat ini sedang istirahat.

Video yang diposting online menunjukkan sedan berwarna gelap menabrak penghalang kendaraan, dan polisi K9 sedang memeriksa kendaraan.

Presiden Joe Biden baru saja meninggalkan Gedung Putih ke Camp David ketika insiden itu terjadi. Biasanya, dia bepergian dengan seorang anggota Staf Dewan Keamanan Nasional yang diharapkan memberi penjelasan tentang insiden tersebut.

"Jill dan saya sangat sedih mengetahui serangan kekerasan di sebuah pos pemeriksaan keamanan di halaman Capitol AS, yang menewaskan Petugas William Evans dari Kepolisian Capitol AS, dan meninggalkan seorang rekan perwira yang berjuang untuk hidupnya," kata Biden dalam sebuah pernyataan, menurut Agence France-Presse (AFP).

"Kami mengirimkan belasungkawa yang tulus kepada keluarga petugas Evans, dan semua orang berduka atas kehilangannya," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement