REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan, laba perusahaan tahun ini bisa tumbuh dua angka atau double digit. Sebelumnya pada 2020, laba gabungan bank syariah BUMN sebesar Rp 2,2 triliun.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, perseroan telah menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) dan sudah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Mungkin di sisi laba, kita targetkan ada peningkatan, double digit-lah," ujar dia kepada wartawan saat ditemui di Graha Mandiri, Makassar, Senin (5/4).
Dari sisi pembiayaan, lanjut dia, BSI menargetkan pertumbuhan sekitar 7 sampai 8 persen. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan naik di atas 10 persen pada 2021.
"Pada dasarnya, kita ingin semua dana masyarakat disimpan di BSI. Namun tentunya untuk managing low cost fund, kita ingin di dana murahnya lebih banyak dibandingkan dana mahalnya. Biasanya deposito lebih mahal ya nisbahnya dibandingkan tabungan dan giro," jelas Hery.
Dirinya menuturkan, menabung di bank syariah menarik karena terdapat akad wadiah. Sementara di bank konvensional tidak ada.
"Wadiah ini banyak nasabah hanya titipkan dananya. Lalu tidak meminta margin ke banknya. Ini memberikan kesempatan kepada bank syariah berkompetisi, karena biaya dana yang wadiah hampir nol persen," katanya.