REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan, pihaknya akan belajar dari pengalaman tahun lalu dalam upaya mengendalikan mudik lebaran idul fitri 2021. Meski diakuinya, pengendalian mudik di tahun sebelumnya masih banyak kekurangan. Kekurangan itu yang nantinya dievaluasi untuk disempurnakan.
"Pada intinya kami sudah punya pengalaman untuk mengendalikan mudik. Tetapi tentunya pengalaman ini ada keberhasilannya ada juga ketidaksempurnaannya. Kita belajar dari situ," kata Emil di Surabaya, Senin (5/4).
Emil mengakui belum memiliki solusi pasti untuk masyarakat yang terlanjur mudik dan sampai di kampung halaman. Namun, kata dia, yang mungkin dilakukan adalah memaksimalkan Kampung Tangguh seperti yang dilakukan saat diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Kemudian kalau yang terlanjur lewat bagaimana mereka disikapi di daerah-daeeah asalnya, di kampung halamannya? Kita sudah punya kampung tangguh," ujar Emil.
Emil mengatakan, Kampung Tangguh adalah satu mekanisme yang diperkuat dengan diberdirikannya posko di tingkat desa dan kelurahan. Posko tersebut yang akan memberikan kesempatan kepada lingkungan untuk bisa melakukan pemeriksaan dan isolasi kepada mereka yang datang dari daerah lain.