Selasa 06 Apr 2021 06:05 WIB

Ini yang Dikhawatirkan Pakar Kesehatan dari Mutasi Corona

Pakar sebut untuk melawan mutasi corona diperlukan respons global.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Pakar sebut untuk melawan mutasi corona diperlukan respons global.
Foto: www.freepik.com
Pakar sebut untuk melawan mutasi corona diperlukan respons global.

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Varian baru corona yang menyebar ke seluruh dunia menyebabkan kecemasan bahwa pandemi berpotensi berlangsung semakin lama. Pakar kesehatan Amerika Serikat mengatakan, untuk melawannya membutuhkan respons global.

Salah satu varian itu adalah mutasi virus corona E484K, yang dijuluki 'Eek'. Kasusnya ditemukan pada pasien rawat inap di Jepang dan virusnya diketahui kebal dari vaksin. Ahli epidemiologi Michael Osterholm mengaku prihatin dengan temuan tersebut.

Baca Juga

"Saya prihatin dengan semua variannya. Sebelum November, kami benar-benar tidak memahami bahwa virus ini akan bermutasi seperti itu, dan dalam mutasinya, ia dapat melakukan salah satu dari tiga hal," kata Osterholm, dikutip dari laman Eat This, Senin (5/4).

Pertama, mutasi membuat virus menjadi jauh lebih menular. Kedua, dapat menyebabkan lebih banyak lagi kasus penyakit parah. Ketiga, dalam beberapa kasus, mutasi benar-benar dapat menghindari perlindungan kekebalan dari vaksin.

Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular Universitas Minnesota itu mengaku cemas mengenai apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang. Terutama, mengingat distribusi vaksin belum tersebar merata di seluruh dunia.

"10 negara telah menerima sekitar 80 persen vaksin. 30 negara bahkan belum menerima setetes pun. Jika virus ini menyebar ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tidak menutup kemungkinan muncul varian baru selama tahun-tahun mendatang," ungkapnya.

Itu sebabnya bukan hanya upaya cepat tanggap pemerintah AS yang dibutuhkan, tetapi upaya global untuk membuat sebanyak mungkin penduduk dunia divaksin. Dengan begitu, kemampuan vaksin yang saat ini beredar tidak dipertaruhkan.

Menurut Osterholm, saat ini AS berada di awal gelombang keempat virus dengan status badai Kategori 5. Belum lama ini, Michigan melaporkan 8.400 kasus baru dan sang pakar mengatakan itu sebaiknya jadi peringatan bagi semua orang di AS.

Terjadi pula peningkatan jumlah kasus penyakit parah dan rawat inap ICU pada individu yang berusia antara 30 dan 50 tahun yang belum pernah dirawat. Dia menyarankan semua orang untuk segera menerima vaksin dan tetap waspada selama pandemi.

Pedoman umumnya, melakukan upaya pencegahan dengan mengenakan masker wajah, mencuci tangan secara teratur, dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh. Hindari keramaian dan lakukan tes jika merasa terjangkit virus corona.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement