Pekan Ini Merapi Muntahkan 13 Guguran Awan Panas
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Guguran material vulkanik keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. | Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi pekan ini masih cukup tinggi. Potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, awan panas terjadi 13 kali. Jarak luncur sejauh 1.500 ke barat daya, amplitudo maksimal 59 milimeter durasi 141 detik.
Selain itu, teramati pula guguran lava pijar sebanyak 119 kali dengan jarak luncur maksimal 1.100 meter ke arah baray daya. Sedangkan, tiga guguran lava pijar lain mengarah ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 300 meter.
"Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di Ngipiksari, Klangon, dan Deles pada 3 April 2021," kata Hanik, Jumat (9/4).
Analisis 7 April terhadap 1 April menunjukkan perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran dan pertumbuhan kubah. Volume kubah lava sektor barat daya 1.098.000 meter kubik dan laju pertumbuhan 12.800 meter kubik per hari.
"Analisis sektor tenggara pada 8 April terhadap 1 April menunjukkan ketinggian kubah tengah sebesar 75 meter," ujar Hanik.
BPPTKG tetap merekomendasikan masyarakat tidak berkegiatan di daerah potensi bahaya dan waspadai bahaya lahar, terutama saat hujan di seputar Merapi. Lalu, penambangan alur sungai berhulu Merapi dalam KRB III direkomendasi dihentikan.
"Pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan status aktivitas akan segera ditinjau," jelasnya.