Sabtu 10 Apr 2021 05:48 WIB

Akrobat Pemerintah untuk Selamatkan Nyawa Lansia

Cakupan vaksinasi untuk lansia masih rendah.

Masyarakat menunggu giliran untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 saat kampanye vaksinasi COVID-19 massal untuk lansia di Denpasar, Bali, Indonesia, 06 April 2021.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Masyarakat menunggu giliran untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 saat kampanye vaksinasi COVID-19 massal untuk lansia di Denpasar, Bali, Indonesia, 06 April 2021.

Oleh : Ratna Puspita, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika vaksinasi lanjut usia (lansia) baru hendak digulirkan, seorang bapak berusia 70an tahun ragu untuk mendapatkan suntikan vaksinasi. Alasannya, pesan-pesan yang diterimanya melalui aplikasi pesan di ponselnya.

Pesan-pesan itu mengobarkan informasi-informasi yang membuatnya berpikir bahwa dia sebaiknya tidak perlu mendapatkan vaksin. Pesan itu mulai dari vaksin memunculkan efek samping yang mengancam jiwa, vaksin yang diproduksi sebagai senjata pemusnah massal, dan vaksin percuma karena tidak mencegah Covid-19.

Kabar-kabar itu bercampur dengan ketidakpastian kapan vaksinasi lansia bakal dimulai. Ada yang bilang harus daftar online. Ada yang bilang cukup daftar lewat pengurus RT. Informasi yang tidak merata sampai ke masyarakat membuat si bapak makin tidak yakin untuk vaksinasi.

Nyaris satu bulan sejak vaksinasi lansia dimulai, si bapak sudah memantapkan hati untuk menerima vaksin. Namun, ada saja kendalanya mulai dari kontak erat dengan penderita COVID-19 dan mendadak kena serangan flu pancaroba. Si bapak harus kembali sehat sebelum menerima suntikan pertama.

Lansia yang ragu divaksinasi karena kecepatan hoaks atau disinformasi tiba ke tangan masyarakat lebih cepat dibandingkan sosialisasi pemerintah ini hanya satu dari sekian alasan lansia belum menerima vaksinasi. Kondisi-kondisi tersebut membuat cakupan vaksinasi lansia masih sangat minim.

Pemerintah sebenarnya sudah 'berakrobrat' untuk memperluas cakupan vaksinasi lansia mulai dari mendirikan drive thru, sentra vaksinasi BUMN, dan melakukan vaksinasi di titik-titik yang bisa dijangkau oleh lansia. Soal yang terakhir ini, misalnya, petugas kesehatan melakukan vaksinasi di kantor RW.

Namun, angka vaksinasi lansia masih minim. Hingga awal pekan ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah lansia yang sudah divaksinasi dosis pertama sebanyak 1,73 juta atau 8,2 persen. Pemerintah berencana menyuntik vaksin kepada 21,5 juta penduduk pada usia di atas 60 tahun.

Padahal, tingkat kematian lansia yang tinggi akibat Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lansia berisiko....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement