Ahad 11 Apr 2021 10:26 WIB

Malang Diterpa Delapan Kali Gempa Susulan

Gempa susulan kedepalan terjadi pada Ahad pagi dengan magnitudo 5,3.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Petugas BMKG memantau perkembangan gempa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Malang kembali diterpa gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 pada Ahad (11/4) pukul 06.54 WIB. Peristiwa ini merupakan rangkaian gempa bumi susulan dari kejadian pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Bambang Setiyo Prayitno mengatakan, telah terjadi delapan kali gempa susulan dari Sabtu (10/4) sampai Ahad (11/4) pukul 07.25 WIB. Rata-rata kekuatan magnitudonya sekitar 3,1 sampai 5,3. "Dan BMKG terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media," kata Bambang dalam pernyataan resmi yang diterima Republika, Ahad (11/4).

Pusat gempa berkekuatan magnitudo 5,5 yang kemudian diperbarui menjadi 5,3 ini terletak pada koordinat 8,76 LS dan 112,41 BT. Lebih tepatnya, berlokasi di laut pada jarak 71 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 102 kilometer (km).

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa termasuk jenis menengah dan diakibatkan oleh aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).  

Guncangan gempa dirasakan di daerah Kota Malang III-IV MMI (Jika pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah). Kemudian di Pacitan, Wonogiri dan Trenggalek III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu); dan Nganjuk, Ponorogo serta Blitar II-III MMI. Wilayah Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian diminta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Tak lupa untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.

"Ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ucap Bambang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement