Dua doa tersebut bisa dipraktikkan Muslim saat berbuka puasa, meskipun ada dua bacaan atau redaksi doa yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan pendapat ulama atau derajat haditsnya. Bagaimanapun, Ramadhan adalah bulan yang memang dianjukan untuk memaksimalkan doa. Setiap Muslim dituntut untuk berdoa sebanyak-banyaknya.
Rasulullah SAW bersabda bahwa doa orang yang berpuasa tidak akan tertolak. Sehingga setiap Muslim harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya untuk meminta segala kebaikan kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap Muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar)
Doa orang yang berpuasa juga disebutkan sejajar dengan derajat doa pemimpin yang adil hingga orang yang terzalimi. Doa-doa mereka adalah permintaan kepada Allah SWT yang tidak akan ditolak.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak, pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika dia berbuka, doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi).