REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Upaya Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah untuk menghidupkan kembali sumber api Mrapen yang padam sejak September 2020 lalu, berbuah hasil. Tungku pusat semburan gas yang ada di situs api abadi tersebut kembali menyemburkan api.
Proses penyalaan kembali tungku pusat semburan api di situs api abadi tersebut dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan menggunakan bantuaan obor. Prosesi ini sekaligus menandai upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dalam menghidupkan kembali sumber api di situs api abadi tersebut.
“Alhamdulillah, sumber api abadi Mrapen ini kembali menyala, semoga akan kembali abadi,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai menyalakan kembali tungku api di situs api abadi Mrapen tersebut, di Dusun Mrapi, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Selasa (20/4).
Gubernur mengatakan, awalanya sempat terkejut saat mendengar kabar sumber api abadi Mrapen padam pada September tahun lalu. Ia pun langsung memerintahkan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah serta mengirimkan para ahli geology guna melakukan penelitian terhadap penyebab matinya sumber api abadi tersebut.
Dari upya penyelidikan tersebut ditemukan penyebab padamnya sumber api abadi di situs Mrapen tersebut. “Ternyata setelah dicek, ditemukan suplai gas alam ke tungku api tersebut rupanya bocor di beberapa titik. Sehingga suplai gas menuju tungku api berkurang signifikan,” jelasnya.
Kini, setelah sumber api abadi tersebut kembali mampu menyemburkan api, gubernur mengajak masyarakat sekitar situs api abadi Mrapen untuk ikut menjaga keberlangsungannya. Masyarakat yang berada di sekitar situs api abadi Mrapen jangan melakukan pengeboran tanah secara sembarangan.
Apabila membutuhkan air atau lainnya, masyarakat diminta mengkomunikasikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan. “Maka, saya titip kepada masyarakat yang ada di sekitar situs api abadi ini, ayo kita rawat bersama- sama karena situs ini juga merupakan asset Kabupaten Grobogan,” tegasnya.
Lingkungan di sekitar situs api abadi Mrapen, jelasnya, dikategorikan area rawan. Kalau nanti masyarakat ngebor tanah tanpa izin dan tidak terkontrol, dikhawatirkan sumber api tersebut akan mati kembali. “Mari kita semua merasa handarbeni, peduli dan saling memiliki dengan cara merawat keberlagsungannya,” tandas Ganjar.
Di lain pihak, gubernur juga menyampaikan, upaya yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah tak hanya bisa menyalakan kembali api abadi Mrapen. Kedatangan tim ahli geologi yang telah melakukan pembenahan teknis juga menemukan sisa cadangan gas dari sumber api abadi Mrapen yang bisa dimanfaatkan warga.
Sehingga, harapannya ini akan memberikan manfaat lain kepada masyarakat yang ada di lingkungan situs api abadi tersebut. “Warung- warung yang ada di kompleks situs api abadi ini bisa ikut memanfaatkannya,” tambah gubernur.
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, upaya penyalaan kembali Api Abadi Mrapen dilakukan melalui beberapa tahap. Diantaranya survei geolistrik untuk mencari sumber api baru, pelaksanaan pengeboran dan penemuan sumber gas dan api di kedalaman 40 meter.
Dengan cara tersebut, maka suplai gas alam untuk Api Abadi Mrapen bisa tercukupi. Cara itu diprediksikan bisa membuat Api Abadi Mrapen bisa hidup langgeng kembali paling tidak selama selama 40 tahun ke depan. “"Itu prediksi minimal, sementara kami optimis ini bisa menyala selama 60 tahun atau lebih sepaanjang masyarakat sekitar ikut merawat dengan baik,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan, Dinas ESDM sebelumnya telah melakukan upaya teknis mencari cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas, volume gasnya juga melakukan pemetaan geologi permukaan dan pengukuran geolistrik tiga dimensi ke bawah.
Dari situlah, ESDM meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya ter-orientasi kembali ke satu titik bor. “Upaya ini sukses dilakukan dan akhirnya mampu menghidupkan kembali tungku api di situs Mrapen ini,” tambah Sujarwanto.