REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setelah diturunkan secara lengkap (keseluruhan) dari Lauh Mahfudz ke langit Dunia (Baitul-Izzah), Alquran turun secara berangsuran selama 23 tahun. Pendapar ini menurut salah satu pendapat yang banyak dipegang ulama, rinciannya 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah.
Ustaz Ahmad Zarkasih Lc, dalam bukunya "Meraih Lailatur Qadar Haruskah Itikaf?" menuliskan, bahwa turunnya Alqur’an secara berangsuran telah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Isra ayat 106 yang artinya.
"Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian."
Dan inilah kata Ustaz Ahmad, salah satu keistimewaan Alquran, bahwa kitab suci ummat Nabi Muhammad ini turun secara berangsuran setelah sebelumnya diturunkan secara lengkap atau sekaligus. Peritiwa ini tidak terjadi kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
"Ini berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya yang diturunkan secara sekaligus, yaitu Injil, Taurat dan Zabur, tanpa ada angsurannya," katanya.
Dalam surah Al-Furqan ayat 32-33 Allah SWTberfirman yang artinya.
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya."