REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH— Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh tahun ini berjalan sederhana tanpa ada kenduri besar seperti tahun-tahun sebelumnya, hal itu karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
"Mengingat masih dalam kondisi Covid-19, peringatan Nuzulul Quran ini kita gelar sederhana, yakni penyampaian ceramah usai sholat isya atau sebelum tarawih," kata Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Dr Alidardi Banda Aceh, Rabu (28/4).
Pelaksanaan sholat isya dan saat mendengarkan ceramah oleh Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Prof Dr Syahrizal Abbas, jamaah terlihat menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan memakai masker dan saling menjaga jarak.Dalam sambutan Nuzulul Quran ini Alidar menyampaikan, jumlah masyarakat Aceh yang terjangkit Covid-19 semakin meningkat. Maka dari itu ia mengajak warga untuk selalu mematuhi prokes.
"Covid-19 akan terus meningkat jika kita tidak waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Semoga Allah menjauhi kita dari segala kemudharatan," ujarnya.
Alidar menuturkan, peringatan Nuzulul Quran harus benar-benar menjadi momentum umat iIslam agar kembali membaca, menelaah dan memahami kandungan Alquran.
"Karena Alquran tidak hanya berisi sejarah, moral dan aturan hukum saja, melainkan kajian ilmiah, isyarat alam serta ilmu pengetahuan modern," kata Alidar.
Dalam ceramahnya, Prof Dr Syahrizal Abbas menerangkan, Nuzulul Quran atau diturunkannya Al Quran merupakan salah satu peristiwa umat manusia yang terbesar pada bulan Ramadhan. "Peristiwa ini terjadi pada malam 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, atau bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi," kata Prof Syahrizal.
Baca juga : Nuzulul Quran, Peristiwa Bersejarah Bagi Umat Islam
Prof Syahrizal menjelaskan, Alquran diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di Gua Hira Arab Saudi pada malam qadar yaitu malam yang penuh kemuliaan. Alquran menjadi mata air dan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia. Peringatan Nuzulul Quran malam ini sejatinya menyadarkan manusia bahwa Alquran telah bersejarah dalam kehidupan manusia.
"Alquran menjadi petunjuk bagi manusia, sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil," ujarnya. Alquran juga mengisyaratkan untuk membaca dan mempelajarinya selama Ramadhan. "Maka, diharapkan kita dapat memperoleh hidayah, memahami serta menerapkan penjelasannya," demikian Prof Syahrizal.