REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Palu mencatat, dalam rentan waktu 30 April hingga 4 Mei sudah ada 28 kali gempa mengguncang wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Sebanyak 28 kali gempa tersebut berkekuatan bervariasi, mulai dari 2 hingga 4.9 magnitudo.
"Sampai kemarin sudah ada 28 kali gempa," jelas Kepala seksi data dan informasi BMKG Geofisika Palu, Hendrik Leopatty, Rabu (6/6).
Hasil analisis BMKG Geofisika Palu, gempa yang berpusat di Desa Lawua, Kecamatan Kulawi, disebabkan oleh sesar lokal bermodel patahan geser. "Sesar ini dominan menyebabkan patahan turun. Patahan turun bisa jadi karena adanya blok yang tetap dan ada blok yang bergeser. Dari hasil sementara, kemungkinan bloknya ada yang turun sehingga dinamakan patahan turun," kata Hendrik.
Hendrik menyebutkan, guncangan gempa tersebut masih relatif aman. Menurutnya, energi yang dikeluarkan oleh sesar secara perlahan lahan patut disyukuri.
"Ia ini kita patut syukuri karena dikeluarkannya perlahan lahan, jika dia menyimpan energi dan melepasnya dalam satu kali, dampaknya bisa lebih berbahaya," terangnya.
Tidak hanya itu, menurut Hendrik, belum ada catatan sejarah yang menyebabkan gempa dengan kekuatan yang cukup kuat terjadi di wilayah tersebut. Namun, beberapa tahun lalu sesar ini pernah aktif dengan durasi satu minggu namun hilang kembali.M
eski relatif aman, masyarakat diimbau untuk selalu waspada jika sewaktu waktu terjadi guncangan gempa bumi yang cukup kuat. "Yang jelas masyarakat diimbau untuk melakukan mitigasi secara mandiri dan jangan mempercayai informasi yang kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan," tuturnya.
Data BMKG Geofisika Palu, saat ini terdapat 47 sesar aktif di wilayah Sulawesi Tengah. Dari puluhan sesar tersebut, salah satu sesar yang mengeluarkan energi cukup besar adalah sesar Palu Koro, segmen moah.