REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dengan pandemi Covid-19 yang belum juga usai, orang tua diimbau memberikan dukungan dan pengawasan yang lebih intensif terhadap jam layar anak. Tidak dimungkiri, pandemi menyebabkan kurangnya aktivitas fisik.
Para orang tua di Inggris Raya telah melaporkan peningkatan 42 persen konten berbahaya yang disimak anak. Termasuk di dalamnya adalah tayangan yang menunjukkan tindakan melukai diri sendiri atau bunuh diri.
Di samping itu, ada peningkatan 39 persen jumlah anak dan remaja yang berbagi gambar seksual sejak Januari 2020. Persentase tersebut dihimpun oleh Internet Matters, organisasi nirlaba perlindungan anak.
Sebanyak 56 persen dari 2.000 orang tua yang disurvei oleh kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka percaya penggunaan internet anak-anak mereka memiliki efek positif pada mereka. Pengaruh terlihat sejak awal pandemi.
Sementara, ada 53 persen orang tua yang menganggap anak mereka menjadi terlalu bergantung pada teknologi dan segala hal berbau daring. Ada peningkatan jam layar, mengingat kegiatan belajar dari sekolah kini dilakukan secara daring.
Orang tua melaporkan peningkatan 32 persen dalam waktu layar pada hari kerja dari 2,2 jam setiap hari pada 2020 menjadi 2,9 jam pada Maret 2021. Pada saat yang sama, kekhawatiran orang tua bahwa anak terpapar informasi hoax juga meningkat.
Berita palsu, informasi tidak akurat, ujaran kebencian, konten yang mempromosikan tindakan menyakiti diri atau gangguan makan, menjadi sejumlah konten yang diwaspadai. Anak-anak yang rentan juga dipengaruhi kondisinya akibat lockdown.
Pimpinan eksekutif Internet Matters, Carolyn Bunting, mengatakan bahwa laporan yang dibuat timnya menyoroti risiko dan bahaya aktivitas daring. Sekaligus, peran penting kegiatan itu bagi anak-anak selama masa pandemi.
"Bagaimanapun, ini juga memunculkan kebutuhan akan lebih banyak dukungan bagi para orang tua saat mereka berjuang untuk mengikuti perubahan cepat dalam laju teknologi," ujar Carolyn, dikutip dari laman inews.co.uk, Kamis (6/5).
Para aktivis keselamatan anak memperingatkan, butuh tingkat dukungan yang lebih besar dari orang tua terkait kebiasaan berinternet anak. Itu sangat penting guna melindungi anak-anak dari peningkatan risiko bahaya di dunia maya.
Keluarga pun butuh dukungan untuk menyeimbangkan kembali jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak dan remaja menggunakan ponsel pintar, laptop, tablet, dan perangkat digital lain. Terlebih, saat nantinya dunia luar akan terbuka kembali.
Orang tua diminta membuat pengawasan dan penetapan aturan mengenai pemakaian perangkat untuk seluruh anggota keluarga. Laporan merekomendasikan percakapan secara terbuka dengan anak tentang perilaku daring yang aman.