Jumat 07 May 2021 17:22 WIB

IHSG Ditutup Melemah di Akhir Pekan

Pergerakan IHSG ini berlawanan arah dengan indeks saham regional yang menguat.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pekerja melintas dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (7/5). IHSG ditutup turun 0,70 persen 5.928. Sementara indek LQ45 terkoreksi lebih dalam 0,93 persen.

Pergerakan IHSG ini berlawanan arah dengan indeks saham regional yang mayoritas ditutup menghijau. Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pelemahan IHSG diberatkan oleh memerahnya sektor Finance, Basic Materials dan Industrial. 

Baca Juga

"Spesifik per sahamnya, kontributor terbesar pelemahan IHSG antara lain BBRI, BMRI, BRIS, ASII dan BBCA," sebut Phillip Sekuritas Indonesia, Jumat (7/5).  

Dari dalam negeri, rilis cadangan devisa yang mengalami peningkatan belum mampu membawa IHSG ke zona hijau. Devisa bulan April tercatat sebesar 138,8 miliar dolar AS, naik dari 137,1 miliar dolar AS di bulan sebelumnya. Cadangan devisa bulan April ini setara dengan 10 bulan impor atau 9,6 bulan impor dan pembayaran utang pemerintah.

Dari luar negeri, menurut Phillip Sekuritas Indonesia, pelaku pasar menantikan rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) untuk bulan April. NFP AS diharapkan bertambah satu juta orang atau lebih tinggi dari penambahan 916 ribu di bulan Maret. Tingkat Pengangguran di prediksi akan turun menjadi 5,8 persen dari 6,0 persen pada bulan Maret. 

NFP bulan April juga akan menjadi perhatian karena dapat menunjukkan apa yang mungkin dilakukan oleh the Fed selanjutnya. Sebelumnya the Fed berjanji untuk mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dan langkah-langkah pelonggaran lainnya sampai yakin pasar tenaga kerja kuat dan inflasi lebih panas.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement