REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meminta PT PLN (Persero) untuk melakukan akselerisasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede. Ini bertujuan untuk mencapai 23 persen energi baru terbarukan.
“Kami dari Kemenko Marves akan mendukung penuh proyek PLTS Terapung Cirata dan PLTA Jatigede yang merupakan bagian dari pencapaian target 23 persen Pembangkit EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam bauran energi nasional pada tahun 2025,” ungkap Ridha Yasser, Asisten Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Sabtu (8/5).
Ia menerangkan pemanfaatan pembangkit EBT tersebut akan mengurangi emisi karbon nasional dalam rangka mendukung gerakan net-zero emission yang sedang hangat menjadi bahasan di kalangan penggiat energi di seluruh dunia. Pembangunan PLTS Terapung Cirata dan PLTA Jatigede, merupakan bentuk kerja sama teknis antara Kementerian ESDM dengan Kementerian PUPR dalam pengembangan EBT sekaligus peningkatan nilai guna infrastruktur Sumber Daya Air yang berada dibawah koordinasi Kemenko Marves.
PLTS Terapung Cirata merupakan proyek PLTS Terapung pertama di Indonesia, yang diharapkan dapat membantu suplai kebutuhan listrik pada 2022. Proyek ini juga termasuk sebagai Proyek Strategis Nasional. Pembangkit dengan kapasitas 145 Megawatt (MW) itu nantinya akan menambah sistem kelistrikan Jawa Bali.