Sabtu 08 May 2021 15:16 WIB

'Bu Cinta' Ridwan Kamil Sembuh dari Covid-19

Atalia Ridwan Kamil meminta warga Jabar untuk tidak menganggap remeh Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya Ridwan Kamil, kini sedang melakukan isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19.
Foto: Instagram @Ataliapr
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar), Atalia Praratya Ridwan Kamil, kini sedang melakukan isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya yang juga istri Gubrnur Jabar Ridwan Kamil, sudah dinyatakan pulih dari Covid-19. Ia membutuhkan waktu 21 hari untuk terbebas dari ancaman Covid-19 sejak dinyatakan positif pada 17 April 2021. Kesembuhan Atalia disampaikan langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

"Alhamdulillah Bu Cinta sudah negatif COVID-19 kemarin. Sekarang kita sudah bisa kumpul lagi setelah terhalang semuanya. Saya terharu sekali saat surat cinta (negatif Covid-19) keluar, dan langsung memeluk Bu Cinta. Sudah tiga pekan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Sabtu (8/5).

Selain itu, Atalia menceritakan perjuangannya untuk sembuh dari Covid-19. Awalnya, ia memutuskan tes usap pada 17 April 2021 karena kepala terasa pening. Gejala yang dideritanya tidak berbeda dengan sakit kepada pada umumnya sebab sebelumnya ia kehujanan saat berkegiatan.

"Hari pertama saya kaget. Bingung juga ketularan di mana karena memang saya bertemu banyak sekali orang dan masyarakat. Saat itu saya berharap teman-teman dan orang-orang yang berkontak dengan saya tidak ada satupun yang tertular," kata Atalia.

Atalia kemudian berkonsultasi dengan tim dokter dan bersepakat menjalani perawatan dengan isolasi mandiri di Gedung Pakuan. Selama menjalani isolasi, berbagai gejala ia alami sampai akhirnya dinyatakan negatif Covid-19 pada Jumat (7/5).

Berbagai gejala itu mulai dari kondisi tubuh yang menjadi lebih hangat. Setelah itu, penciuman mulai menghilang dan tubuh menjadi dingin. Semua gejala itu silih berganti datang sampai pada akhirnya pulih.

"Saya tidak merasakan sesak napas. Hal fatal yang tidak saya alami. Tim dokter selalu menyarankan untuk terus berpikir positif dan tetap bahagia agar daya tahan tubuh stabil dan kondisi enggak drop. Saya cepat pulih tidak terlepas dari dukungan keluarga,"katanya.

"Kang Emil sering menghibur saya. Buat tulisan cinta di kaca pakai lipstick atau nari-nari gaya Michael Jackson. Anak-anak juga suka menghibur meski dibatasi kaca. Itu benar-benar bisa buat bahagia," imbuhnya.

Atalia pun bersyukur setelah dinyatakan negatif Covid-19. Keberhasilan melawan Covid-19 yang ada dalam tubuhnya tidak terlepas dari kepatuhan menjalani isolasi mandiri, rutin mengikuti saran dokter, mengonsumsi berbagai jenis obat, berjemur, berpikir positif, dan berbahagia.

Selama menjalani isolasi mandiri, Atalia tetap melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya melantik Ketua TP-PKK dan Ketua Dekranasda Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, ia juga mengikuti acara Buka Bersama On The Screen (BUBOS) 5. Kegiatan itu ia ikuti secara virtual.

Atalia meminta masyarakat Indonesia, khususnya Jabar, untuk tidak menganggap remeh Covid-19. Meski gejala yang ia alami termasuk gejala ringan, pengalaman menjadi penyintas Covid-19 sangat menyiksa.

Kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan berlaku juga bagi masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19. Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Atalia pun sudah mendapat dosis kedua vaksin Covid-19.

"Jangan anggap remeh Covid-19. Siapa saja bisa kena di mana dan kapan saja, dan perjuangan untuk sembuh tidak mudah. Semua harus aware dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Menjelang Idul Fitri, Atalia mengimbau masyarakat untuk tidak mudik dan tidak piknik sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. Sebab, saat sudah terinfeksi, perang melawan Covid-19 bukan hanya soal menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan, tetapi juga kemampuan daya tahan tubuh.

"Tentu berat tidak bisa bertemu dengan keluarga saat Hari Raya Idulfitri. Tapi, kesehatan dan keselamatan orang tua dan keluarga di kampung halaman harus diutamakan dalam situasi pandemi ini," katanya.

Menurutnya, mengabaikan protokol kesehatan saat pandemi sama dengan mengancam keselataman nyawa diri sendiri dan keluarga. Padahal, berjuang untuk sembuh dari Covid-19 meski bergejala ringan tidak mudah. Berpikir positif, ketabahan hati, kesehatan mental, dan suport orang terdekat menjadi kunci utama mengalahkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dalam tubuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement