REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo tetep dibuka saat libur Idul Fitri 1442 H. Namun, manajemen meniadakan gelaran rutin Pekan Syawalan untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menyebarkan Covid-19.
Biasanya, Pekan Syawalan digelar selama lima hari saat libur Lebaran. Puncak acara berupa kirab Joko Tingkir dan Grebeg Ketupat. Dalam sehari, jumlah pengunjung mencapai belasan ribu orang saat Pekan Syawalan.
Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, TSTJ tetap buka normal seperti hari-hari biasa dalam arti mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota, jumlah pengunjung dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas. Selain itu, pengunjung yang boleh masuk hanya yang berusia di atas lima tahun sampai 60 tahun.
"Kemudian memberi makan gajah, foto dengan gajah dengan burung, naik unta, memberi makan kambing ceko dan rusa masih berjalan, foto dengan buaya juga bisa. Sedangkan wahana-wahana permainan belum bisa buka karena kami belum bisa memprediksi ramainya seperti apa," kata Bimo kepada wartawan, Jumat (7/5).
Bimo mengaku sempat mengajukan proposal perizinan Pekan Syawalan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Namun, Pemkot belum memberikan izin. Tahun lalu, TSTJ juga tak menggelar Pekan Syawalan lantaran ditutup untuk umum sejak penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 pada 14 Maret 2020.
"Pekan Syawalan dengan kirab Joko Tingkir seperti itu belum boleh karena ada pengerahan massa. Jadi untuk yang sifatnya menarik kerumunan kami tunda dulu," jelasnya.
Bimo mengungkapkan, jam operaisonal fleksibel dengan melihat situasi di lapangan. Untuk sementara TSTJ dibuka pukul 08.00-15.00 WIB. Namu, jika pengunjung ramai maka akan dibuka sampai pukul 17.00 WIB sesuai aturan SE.
Dia juga mengimbau agar pengunjung tidak usah takut datang ke TSTJ. Sebab, pengelola sudah mengikuti protokol kesehatan, protokol konservasi, serta telah tersertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety and Environmental Sustainability).
"Jadi tim kami sudah siap untuk menerima kunjungan. Kami tetap mengikuti peraturan yang ada," imbuhnya.
Bimo mengaku belum bisa memprediksi jumlah pengunjung saat Pekan Syawalan nanti lantaran pandemi, adanya batasan usia pengunjung dan larangan mudik. Bahkan, dia pesimis jumlah pengunjung bisa sampai 10 ribu. "Kami bisa dapat 5.000 pengunjung sudah alhamdulillah," ujarnya.
Di sisi lain, kawasan TSTJ digunakan untuk dua posko. Satu di luar pagar untuk posko penyekatan para pemudik. Sedangkan di dalam pagar ada posko dari Polresta untuk penegakan disiplin pelaksanaan protokol kesehatan.
Secara terpisah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan terkait tempat wisata masih diperbolehkan buka saat Lebaran. Namun, pengunjung yang diperbolehkan datang ke lokasi wisata hanya warga lokal. "Jangan orang Jakarta dan luar Jawa ke sini pakai SIKM (surat izin keluar masuk) mau piknik atau pariwisata, itu enggak boleh. Kalau orang Solo Raya silakan," ucapnya.