REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengizinkan masyarakat melaksankan sholat idul fitri secara berjaamaah. Namun, pelaksanaan sholat id harus tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengaku telah melakukan rapat dengan Gubernur Jawa Baratb (Jabar). Sholat id di Kabupaten Garut diperbolehkan dengan menerapkan prokes, seperti membawa sajadah dari rumah, memakai masker, dan lain sebagainya.
"Untuk di Kabupaten Garut kami persilahkan masyarakat melaksanakan shalat Idulfitri berjamaah di masjid, di lapangan, tetapi tetap memperhatikan prokes," kata dia melalui keterangan resmi, Selasa (11/5).
Ia menegaskan, jamaah yang melaksanakan sholat id maksimal hanya 50 persen dari kapasitas masjid. Aturan serupa berlaku jika sholat id dilakukan di lapangan.
Rudy mengingatkan, jamaah juga mesti menjaga diri masing-masing dengan menerapkan prokes. Bagi masyarakat yang suhu tubuhnya tinggi, lanjut dia, lebih baik untuk melakukan sholat id di rumah.
Sementara untuk takbir, Rudy menegaskan Pemkab Garut melarang dilakukan dengan berkeliling. "Kami menyarankan bertakbirlah di masjid, tidak boleh takbir keliling. Di masjid pun tidak boleh lebih daripada 10 persen dari kapasitas ruangan masjid untuk bertakbir,” kata dia.
Untuk kegiatan ziarah kubur, masyarakat Garut diminta sementara tidak dilakukan. Menurut Rudy, masyarakat dapat berdoa doa dari rumah untuk keluarga yang sudah meninggal dunia.
“Sementara ini, kami sarankan supaya tidak melakukan kunjungan ke keluarga, tahan dulu. Di rumah saja untuk keselamatan kita dan orang-orang yang kita cintai," kata dia.