Ganjar: Waspadai Klaster Covid Keluarga Usai Lebaran

Rep: Bowo Pribadi  / Red: Bayu Hermawan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
| Foto: ISTIMEWA

Gubernur juga mengakui, sekarang ini penularan Covid-19 yang jamak muncul di Jawa Tengah adalah dari klaster keluarga. Untuk itu masyarakat (warga Jawa Tengah) harus siaga dan waspada, khususnya di lingkungan keluarganya sendiri. 

"Jangan pernah menyepelekan dan persoalan ini perlu menjadi perhatian bersama, agar tetap menjaga prokes karena potensi penambahan kasus baru masih tegap ada, setelah momentum Lebaran," jelasnya saat menggelar halal bihalal virtual lingkungan Pemprov Jawa Tengah bersama Forkopimda.

Di sisi lain, gubernur juga tidak membantah adanya temuan warga positif Covid-19 saat arus mudik, meskipun jumlah pastinya belum diketahui. Karena masih menunggu hasil evaluasi secara keseluruhan terkait mudik pada Lebaran kali ini.

Untuk sementara dari data yang sudah bisa dipantau sampai dengan akhir pekan kemarin, setidaknya ada sekitar 28 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pasca rapid test antigen di jalur penyekatan.

Datanya yang muncul tersebut masih sangat dinamis dan sampai dengan hari ini juga sudah dilaporkan peribal adanya penambahan di wilayah Banyumas. "Tapi jumlahnya tidak sampai 10 orang dan mudah- mudahan bisa petambahannya bisa dikendalikan," jelasnya.

Lebih lanjut, gu ernur menjelaskan, evaluasi sementara terkait arus mudik dan balik Idul Fitri 1442 Hijriyah secara keseluruhan, orang yang datang, baik menggunakan izin dan prosedur perjalanan antar daerah yang benar maupun yang nekat menerobos larangan mudik, jumlahnya berkurang dibandingkan dengan Idul Fitri tahun lalu.

Jika tahun lalu masyarakat/ warga yang mudik terpantau mencapai sekitar 1 juta, pada tahun ini jumlahnya hañya sekitar 600 ribuan. Berkurangnya jumlah warga yang tersebut juga dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat yang sudah patuh dan peduli untuk tidak memaksakan mudik.

Kendati begitu, pada masa arus balik kali ini juga menjadi catatan agar semua dalam kontrol serta pengawasan yang ketat. Karena problemnya bukan hanya soal kemacetan, keamanan, tetapi juga kesehatan masharakat. Maka di beberapa titik, di wilayah Jawa Tengah tetap dilakukan posedur rapid tes antigen secara random sampling. 

"Saya berbagi tugas dengan pak Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah untuk melaksanakan monitoring di beberapa tempat," tambah gubernur.

Untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus Covid-19 pascaLebaran, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini juga sudah meminta kepada seluruh bupati/ wali kota agar meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga dengan penyiapan tempat isolasi, baik isolasi mandiri maupun isolasi dan ICU di rumah sakit.

"Tempat isolasi dan rumah sakit saya minta untuk disiagakan paling tidak selama 14 hari ke depan beikut SDM- nya juha disiapkan, agar kita semua sudah siap kalau ada peningkatan kaus setelah momentum Lebaran," tandasnya.

 

Terkait


Cegah Covid-19, Masjid di Kota Malang Ditutup Sementara

Muhammadiyah Siapkan Antisipasi Kenaikan Kasus Covid-19

Kasus Covid-19 di Wirobrajan Naik Jadi 30 Kasus

Operasi Ketupat Candi 2021 Kota Magelang sebagai Pengawas Arus Balik

Tanah Abang Sepi Pengunjung Hari Keempat Libur Lebaran

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark