Jumat 21 May 2021 16:59 WIB

Produsen Tahu Tempe Berencana Naikkan Harga

Harga kedelai impor masih terus naik karena adanya pembelian skala besar dari China.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memotong tahu di kawasan pembuatan tahu tempe Macan Lindungan, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (7/1/2021).   Para pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), berencana untuk kembali menaikkan harga jual.
Foto: ANTARA Feny Selly
Pekerja memotong tahu di kawasan pembuatan tahu tempe Macan Lindungan, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (7/1/2021). Para pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), berencana untuk kembali menaikkan harga jual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengrajin tahu dan tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), berencana untuk kembali menaikkan harga jual. Itu lantaran kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku yang terus meningkat sehingga dibutuhkan penyesuaian harga.

"Sudah ada berencana menaikan, mungkin sekitar 20 persen. Sementara ini kita juga berencana mencari solusi tambahan modal," kata Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin kepada Republika.co.id, Jumat (21/5).

Baca Juga

Ia mengatakan, harga kedelai impor saat ini masih terus naik karena adanya pembelian besaran-besaran dari China. Hal itu membuat adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran kedelai secara global sehingga Indonesia terdampak.

Akibat situasi itu, harga kedelai melonjak sehingga menekan usaha pengrajin tahu dan tempe. Sejauh ini, kata Aip, masih ditemukan harga kedelai dengan harga Rp 9.000 per kg, harga itu setidaknya sudah jauh meningkat dari harga normal sekitar Rp 6.500- Rp 7.000 per kg.