Ahad 23 May 2021 07:43 WIB

Doa Rasulullah untuk Dzulbijadain yang Gemar Berdzikir

Sayyidina Dzulbijadain ra adalah seorang sahabat yang telah yatim sejak kecil.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dikisahkan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, bahwa Sayyidina Dzulbijadain ra adalah seorang sahabat yang telah yatim sejak kecil. Dia tinggal dengan pamannya yang sangat menyayanginya.

Mengetahui ia masuk Islam, paman dan ibunya marah dan mengusirnya tanpa sehelai pakaian digunakannya. Namun sebagai seorang ibu ia merasa kasihan juga anaknya sehingga memberikan kain selimut tebal yang sudah usang kepada

Sayyidina Dzulbidajain

"Lalu selimut itu ia bagi menjadi dua, salah untuk dipakai di bagian atas dan salah lagi dipakai bagian bawah," tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal

Sayyidina Dzulbidajain datang ke Madinah dan tinggal di Masjid Nabawi, yaitu di Shuffah dekat pintu Baginda Nabi Saw. Di tempat itu ia berdzikir sebanyak-banyaknya dengan suara sangat nyaring.

Melihat hal itu, Syyidina Umar ra berkata, "Orang ini riya, sehingga berdzikir seperti itu."

Mendengar perkataan itu, Sayyidina Umar, Baginda Nabi SAW bersabda. "Tidak, bahkan ia termasuk Awwabin (orang-orang yang dalam segala urusan senantiasa kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala)."

Sayyidina Dzulbidajain ra meninggal di tabuk. Suatu malam, para sahabat melihat ada sebuah lampu menyala dekat kuburan. Ketika mendekati, mereka melihat Baginda Rasulullah alaihi wasallam sedang turun di kuburannya. Lalu, Beliau menyuruh Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar ra.

"Angkatlah dan bawalah ke sini jenazah saudaramu." Kedua sahabat itu mengangkat jenazah itu dan menyerahkannya kepada Nabi Saw. Setelah jenazah itu dikubur beliau berdoa.

"Ya Allah aku meridhoinya, maka ridhoilah ia."

Sayyidina Abdullah bin Mas'ud ra berkata aku menyaksikan semua acara penguburan itu, dan hatiku berkata. "Alangkah beruntungnya Sayyidina seandainya jenazah itu adalah jenazahku."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement