Ahad 23 May 2021 13:11 WIB

Warga Positif Covid-19 Perumahan Griya Melati Bertambah

Temuan penambahan kasus ini sangat mengkhawatirkan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga Positif Covid-19 Perumahan Griya Melati Bertambah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Warga Positif Covid-19 Perumahan Griya Melati Bertambah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Kasus Covid-19 di Perumahan Griya Melati, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, bertambah sembilan kasus dari jumlah sebelumnya ada 37 kasus. Sehingga, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, ada 46 warga di perumahan tersebut yang dinyatakan positif Covid-19. 

Atas temuan kasus penambahan tersebut, Satgas Covid-19 Kota Bogor langsung mengeluarkan perintah melalui surat Nomor : 104/001-Set. Surat tersebut berisi keputusan untuk segera karantina atau isolasi bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Pusdiklat BPKP Ciawi, Kabupaten Bogor.

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil penyelidikan Dinkes Kota Bogor dan rekomendasi tim Surveillance Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sekaligus upaya deteksi penyebaran varian baru virus Covid-19.

“Berdasarkan laporan pada Sabtu (22/5), ada 13  warga kontak erat yang diperiksa. Hasilnya sembilan (orang) positif Covid-19. Jadi, total ada 188 warga yang diperiksa dan ditemukan 46 kasus positif Covid-19 di Perumahan Griya Melati,” kata Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Ahad (23/5).

Menurutnya, temuan penambahan kasus ini sangat mengkhawatirkan. Untuk itu perlu langkah-langkah yang harus segera dilakukan untuk memutus rantai penularan dan mencegah penularan yang lebih luas lagi.

Retno melanjutkan, Dinkes Kota Bogor menyarankan agar seluruh pasien harus diisolasi di pusat isolasi BPKP Ciawi. Sementara, untuk pasien yang memiliki komorbid atau bergejala sedang sebaiknya diisolasi di rumah sakit.

Kemudian, sambung dia, semua kontak erat harus karantina lima hari dan dilakukan swab test antigen dan PCR. Pembatasan aktivitas warga tetap diberlakukan, dengan menutup akses komplek serta melakukan desinfeksi rumah dan lingkungan secara rutin.

"Semua kontak erat wajib karantina lima hari  tidak aktivitas dulu. Kita lakukan swab antigen hari ke-satu dan hari ke-lima untuk memastikan benar-benar negatif baru boleh aktivitas," ujar Retno.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, saat ini Satgas Covid-19 Kota Bogor tengah berfokus untuk mengevakuasi warga yang terpapar Covid-19, ke Pusdiklat BPKP Ciawi atau ke rumah sakit. Sementara, warga yang masih sehat atau negatif Covid-19 diminta untuk menjalani karantina mandiri.

“Jadi fokus kita sekarang adalah yang sakit kita fokuskan untuk semua dievakuasi ke BPKP atau rumah sakit. Hari ini ada 21 orang yang akan dievakuasi. Kemudian yang sehat kita minta karantina, tidak ke mana-mana. Semuanya sudah di-supply, termasuk logistik dan urusan sampah,” kata Bima Arya yang juga Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor.

Disebut sebagai kejadian luar biasa (KLB), Bima Arya menegaskan agar di Perumahan Griya Melati Bubulak diterapkan pembatasan aktivitas. Hal tersebut dilakukan antara lain untuk memastikan virus Covid-19 di perumahan tersebut tidak menyebar ke tempat lain.

“Oleh karena itu kita pastikan petugas dan pengunjung dibatasi secara ketat. Petugas kiga dopastikan tidak berganti-ganti, perlindungan alat pelindung diri (APD)-nya juga dipastikan,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto mengapresiasi langkah Satgas Covid-19 Bogor dalam menangani kasus Covid-19 di perumahan ini. Menurutnya, langkah-langkah yang dilakukan seperti isolasi, menjalankan tracing dan tracking, membatasi mobilitas, serta melakukan genome sequencing sudah tepat.

“Kita apresiasi yang sudah dilakukan oleh Satgas Covid-19 Kota Bogor. Langkah-langkah yang dilakukan sudah tepat. Baik itu mengisolasi warga bergejala di pusat isolasi, tracing dan tracking yang terus berjalan, pembatasan mobilitas, hingga pengujian jenis varian Covid-19,” ujar Atang.

Lebih lanjut, dia menuturkan, Satgas Covid-19 Kota Bogor perlu melakukan penelusuran lebih jauh. Sebab, dikhawatirkan masih ada kemungkinan kontak erat antara warga Kota Bogor lain di luar perumahan.

“Atau juga meningkatkan kewaspadaan di masing-masing RW sehingga jika ada kasus baru segera bisa direspon dengan cepat,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement