Belum Ada Data Valid Corona Varian Baru di DIY

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin

Belum Ada Data Valid Corona Varian Baru di DIY. Ilustrasi virus corona.
Belum Ada Data Valid Corona Varian Baru di DIY. Ilustrasi virus corona. | Foto: Pixabay

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Penyebaran virus corona varian baru mulai banyak diperbincangkan. Di DIY, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman menduga varian baru sudah masuk karena ada indikasi-indikasi yang salah satunya peningkatan kematian akibat covid-19.

Ketua KSM Patologi Rumah Sakit Panti Rapih, dr Stephanus Yoanito, tidak menampik ada beberapa kasus sesuai kriteria untuk diteliti. Tapi, ia menegaskan, sejauh ini belum ada data valid yang menunjukkan varian baru virus corona di DIY.

Selama ini, ia menuturkan, RS Panti Rapih sendiri sudah bekerja sama dengan Lab Biomolekuler FKKMK UGM. Pihaknya sudah mengirimkan tidak sedikit sampel yang sesuai kriteria untuk diteliti melihat jenis masuk atau tidak masuk mutasi.

"Per hari ini saya membaca di beberapa perkembangan belum ada data di DIY sudah ada varian baru, tapi menurut saya menjadi sebuah keniscayaan, sebab virus ini labil, sangat mudah menyebar ketika mobilisasi tinggi terjadi," kata Yoanito, Selasa (25/5).

Ia menekankan, walaupun membenarkan ada kemungkinan ke arah sana, tapi sampai saat ini belum ada data valid terkait itu. Namun, Yoanito meminta, masyarakat tidak perlu takut tapi tetap waspada karena sebenarnya mutasi virus itu banyak.

Meski begitu, yang masuk variant of concern untuk saat ini memang seperti yang dari Inggris, Afrika dan India. Beberapa varian mutasi disebut lebih berpotensi menular karena tingkat penularan lebih masif dibanding virus yang tidak mutasi.

"Apalagi yang dari India, termasuk yang sangat berpotensi menular dan menyebar dan disebut saking pintarnya virus itu bisa mencoba lari dari antibodi seperti vaksinasi, ini jadi pekerjaan rumah kita semua," ujar Yoanito.

Menurut Yoanito, yang paling penting masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sehingga, tubuh masing-masing kita memiliki kemampuan untuk menghindari varian apapun dari virus corona yang nantinya akan masuk.

Direktur Utama RS Panti Rapih, drg Triputro Nugroho menuturkan, DIY secara resmi memang sudah melakukan penelitian masuknya virus corona varian baru. Maka itu, beberapa kasus positif dilaporkan ke Lab FKKMK UGM untuk diteliti lebih lanjut.

Ia mengungkapkan, di RS Panti Rapih sendiri memang ada perkembangan kasus jika dibandingkan awal tahun. Penyebabnya mulai dari libur panjang, dilaksanakannya vaksinasi yang membuat kini pasien covid yang dirawat bisa mencapai 30 orang.

"Kita sudah rutin kirimkan sampel, jadi secara resmi DIY memang sudah melakukan penelitian terkait itu. Banyak yang tidak bergejala diperiksa, itu bisa terjadi seperti munculnya klaster-klaster yang mungkin akibat libur panjang kemarin," kata Triputro. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Vaksin Gotong Royong Gratis

AS Harapkan Penyelidikan Transparan Soal Asal-Usul Covid-19

Usai Lebaran, Kasus Aktif Covid-19 di Bekasi Meningkat

Pandemi Buat Milenial Tertarik Kelola Peternakan

Tim Gabungan Amankan Suami Istri Terindikasi Covid-19

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark