Kementan Siap Dukung Pengembangan SDM Pertanian Terintegrasi
Red: Fernan Rahadi
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa saat ini kondisi yang paling siap dalam menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan rakyat adalah sektor pertanian. Pertanian, kata Mentan, bukan hanya sebatas mengenyangkan perut, namun juga memenuhi harapan rakyat terhadap lapangan kerja. | Foto: Kementan
REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Meskipun saat ini Kendari menjadi kota yang tengah berkembang pesat, faktanya dalam sektor pertanian Kendari memiliki areal persawahan dan sarana pendukung lainnya yang cukup lengkap. Kota Kendari pun tengah mengembangkan pola pertanian terintegrasi. Atas hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) siap memberikan dukungan penuh untuk mengembangkan pertanian di Kota Kendari.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi pertanian yang masih bertahan di tengah perkotaan. Bahkan menurutnya, pertanian kota memiliki potensi besar untuk berakselerasi, sebab urban farming atau pertanian di perkotaan hanya memerlukan sentuhan mekanisasi dengan dukungan benih dan bibit berkualitas, serta asupan pupuk yang cukup.
"Intinya kalau kemarin pertanian hanya ada di desa, maka sekarang kita perkuat pertanian di kota," kata Syahrul. Ia berharap semua stakeholder terkait bersatu padu membangun sektor pertanian di tengah kota.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, Kota Kendari memiliki potensi pertanian yang begitu jelas. "Sumber daya lahannya jelas, pasokan airnya jelas, pasarnya juga jelas. Kebutuhan pertanian di Kota Kendari ini sangat lengkap. Ada pula kebijakan pertanian organik. Potensi ini harus dimksimalkan," ujar Dedi saat bertemu Wali Kota Kendari di rumah jabatan, Jumat (28/5).
Dedi mengapresasi di tengah kota masih ada lahan persawahan yang cukup besar. "Bahkan ada ladang, perkebunan bahkan hutan," tutur Dedi.
Dedi menambahkan di kota, salah satu potensi pertanian yang bisa dikembangkan adalah urban farming, utamanya vertical farming. "Selama ini kesulitan pengembangan pertanian itu karena pasarnya tak jelas. Maka terjadilah fluktuasi harga. Tapi di Kota Kendari ini semuanya sudah terintegrasi dengan baik," tutur Dedi.
Ia memaparkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi perkembangan pertanian. Dari beberapa hasil riset, inovasi teknologi, prasarana dan sarana menyumbangkan sekitar 25 persen untuk pembangunan pertanian. Sama halnya dengan kebijakan yang juga menyumbangkan sebesar 25 persen untuk pembangunan pertanian.
"Yang paling besar adalah Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pembangunan sektor pertanian. Maka, kami ingin menggenjot SDM pertanian di Kota Kendari melalui pemberdayaan pertanian, yakni petani dan penyuluh sebagai agen utama pertanian kita," kata Dedi.
Kementan memiliki Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang merupakan pemberdayaan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) gang berpusat di kecamatan. "BPP ini pernah mengantarkan Indonesia swasembada beras. Kita akan aktifkan kembali agar produktivitas pertanian kita meningkat," ujar Dedi.