Construct or Lying
Red: Fernan Rahadi
Berbohong (ilustrasi) | Foto: brocku.ca
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra (Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta)
Pembaca yang kreatif, pernahkah Anda melihat kejanggalan informasi atau sesuatu yang disembunyikan oleh seseorang kepada Anda dalam berbicara? Darimana anda mengetahui ada sesuatu yang dibuat-buat? Agak tipis membedakan construct (membangun) tujuan atau lying (bohong) tentang sesuatu. Karena lirikan bola mata berada pada arah yang sama, yaitu ke kanan atas.
Dalam pelatihan super unggul mahasiswa baru berbasis NLP, saya sering meminta peserta untuk memperkuat tujuan yang mereka rencanakan di masa depan. Maka mereka membangun keinginanannya dengan cara memvisualisasikan dengan bola mata ke kanan atas. Tentunya tidak langsung, ada tahapan yang dilalui sebelumnya.
Pola itu bertujuan memperkuat apa yang akan mereka susun dalam tujuan. Jika Anda memerhatikan secara langsung, seseorang ketika ditanya, kapan menikah? Kapan wisuda? Maka lawan bicara kita akan berpikir dan terlihat lirikan bola matanya menuju ke kanan atas.
Hal itu disebabkan adanya rencana dengan membentuk dan membangun keinginan di masa depan. Menetapkan tujuan jangka panjang, tentang dirinya, pendidikan, pekerjaan, bisnis, kegiatan agama, rumah, dan kendaraan. Dan tentunya anda yang pernah mengikuti pelatihan goal setting memahami ini.
Pembaca yang kreatif, sama halnya juga dengan orang yang menyembunyikan sesuatu. Lirikan bola matanya ke kanan atas. Sehingga kita jadi berpikir kondisi ini construct or lying. Tentu Anda bisa membedakannya berdasarkan komitmen orang tersebut atau pengalaman bekerja sama dengan rekan bisnis Anda ini.
Ada orang tergiur dengan keuntungan sehingga mengalami penipuan secara langsung ataupun online. Kalau Anda ditawarkan sesuatu yang bagi hasilnya sangat jauh berbeda (tinggi) dengan bagi hasil yang diberikan bank. Anda perlu mengeceknya dengan logika berpikir melalui relationship officer perbankan Anda.
Saya baru saja mengalami ini ketika memfasilitasi mediasi antara dua kepentingan mahasiswa yang bertransaksi. Mahasiswa yang memesan barang wajar menagih janji dikarenakan sudah setahun lebih barang yang diinginkan tidak ada. Janji yang disampaikan sudah berkali-kali tidak ditepati. Semua terasa mudah dengan janji dan semua juga mudah untuk dibatalkan, begitulah keadaannya.
Yang dipercaya menyediakan barang berdalih dengan alasan yang banyak dengan berbagai skenario yang dipersiapkan. Walaupun saya mengetahui ke mana arah lirikan bola mata ketika berbicara. Namun dalam paradigma psikologi positif kita diminta mencoba untuk percaya dengan yang disampaikan, dengan menerima informasi lebih lanjut beberapa hari kemudian.
Mana tahu untuk menunjukkan ego janjinya yang sudah lama tidak ditetapi itu, orang tersebut mau berubah. Tidak mengutik masa lalunya namun berfokus pada masa depan (penyelesaiannya).
Pembaca yang kreatif, yang kita harus ingat adalah construct (membangun) memperkuat energi positif dalam aktivitas Anda. Menambah semangat dan memperkuat harapan. Sedangkan lying (bohong) bisa membuat hati tidak tenang, aktivitas gelisah bahkan ada yang di kejar-kejar persoalan.
Tentunya Anda sangat mengerti dengan yang Anda kerjakan. Mungkin Anda bisa menutupi dengan sikap terlatih anda ketika ketemu orang lain. Namun hati nurani akan memberikan sinyal baik/buruk masalah yang dihadapi. Maka tetaplah bersemangat untuk menjadi orang yang lebih baik. Sehat dan sukses selalu.