Selasa 01 Jun 2021 17:54 WIB

Tips Temukan Parfum Sesuai Suasana Hati

Semprotan parfum ke tubuh bukan hanya sekedar wewangian biasa.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nora Azizah
Semprotan parfum ke tubuh bukan hanya sekedar wewangian biasa.
Foto: Pixabay
Semprotan parfum ke tubuh bukan hanya sekedar wewangian biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menemukan wewangian yang sesuai nyatanya bukan sekedar semprotan dan renungan belaka. Namun, ahli wewangian, penyembuh terapi reiki, dan pendiri Perfumerie, Mindy Yang, pada sebuah episode terbaru Clean Beauty School, mengungkapkan bahwa menyesuaikan wewangian, baik itu aroma khas atau hanya parfum sehari-hari, adalah sebuah bentuk seni.

Pada episode terbarunya itu, ia membahas tentang segala hal tentang wewangian, aromaterapi, dan ilmu tentang penciuman. Selain itu, Yang juga memberikan sejumlah tips tentang cara menyesuaikan wewangian dengan suasana hati.

Baca Juga

Berikut cara menyesuaikan wewangian dengan suasana hati, seperti dilansir di laman mindbodygreen, Selasa (2/5):

 

1. Cium kulit Anda untuk menetralkan hidung dan mencapai pangkal hidung

Ketika hendak mencari aroma baru, atau setidaknya parfum yang ingin Anda kenakan hari itu, para ahli menyarankan agar Anda menetralkan penciuman. Jika biasanya di department store, Anda akan melihat biji kopi. Namun, menetralkan reseptor penciuman sebenarnya jauh lebih sederhana dari itu.

"Baumu adalah tempat yang aman. Saat kami mencoba wewangian baru, kami tidak menyarankan penggunaan biji kopi untuk menyegarkan penciuman mereka karena biji kopi sebenarnya memiliki ratusan aroma itu sendiri, itu sebenarnya tidak mengatur ulang penciuman anda. Jadi kami selalu mengatakan minum air dan cium bau kulitmu sendiri, itulah cara sempurna untuk memperbaiki penciumanmu sendiri. Kulitmu sebenarnya adalah garis dasar otak Anda untuk netral," kata Yang.

 

2. Akui pengalaman Anda

Anda mungkin pernah mendengar fakta bahwa bau adalah indra yang paling dekat dengan ingatan. Yang membenarkan bahwa ingatan, emosi, dan aroma jangka panjang diproses di bagian otak yang sama.

Karena itu, ketika Anda benar-benar mengalami indra penciuman, hal itu memicu emosi dan ingatan sebelum Anda benar-benar dapat memproses pengalaman yang sebenarnya.

"Jadi di sini tidak ada pemrosesan langsung, pemrosesan sebenarnya terjadi setelah fakta, kan? Ketika kemudian otak Anda menyala, bagaimana Anda mengalaminya atau bagaimana Anda kemudian menerjemahkan apa yang Anda alami dan mampu menjelaskannya ke dalam kata-kata, itu sebenarnya terkait dengan pengalaman budaya Anda," kata Yang.

Karena itu, menurut Yang, ingatan-ingatan dan asosiasi budaya itu seharusnya berperan dalam cara Anda menemukan wewangian. Idealnya, ketika Anda memakai wewangian secara teratur, Anda tentunya ingin memastikan bahwa aroma tersebut membangkitkan suasana hati dan pikiran yang menyenangkan.

"Sebelum benar-benar diserap dan diterjemahkan ke suasana hati atau memori tertentu di otak Anda, Anda sudah berada di kereta yang tidak bisa Anda turunkana. Anda bisa berada di tengah-tengah percakapan, tetapi Anda sepertinya tidak bisa turun dari kereta ini, Anda tidak bisa melanjutkan percakapan karena seluruh proses otak Anda tiba-tiba terganggu karena ingatan atau semacam emosi telah dipicu," tambah Yang.

 

3. Sesuaikan dengan kebutuhan energi 

Wewangian, baik itu lavender, neroli, melati, atau sebagainya, bisa membangkitkan energi. Di sini, Yang merekomendasikan memanfaatkan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan spesifik Anda.

"Ini sebenarnya sangat terkait dengan energi dan cakra. Jika seseorang benar-benar menyukai neroli dan jahe pada saat itu, itu karena cakra kedua Anda haus dan Anda sedang mencari energi itu," kata Yang.

Meskipun konsep menyelaraskan aroma dan suasana hati ini telah dipraktikkan selama berabad-abad di berbagai budaya, Yang mencatat bahwa tampaknya generasi muda juga menerimanya saat ini. Dalam dunia komersial, Yang mengatakan bahwa wewangian dipandang sebagai jubah yang tak terlihat dan itu mengumumkan kehadiran Anda sebelum Anda tiba.

"Jadi saya pikir itu juga mengapa generasi yang lebih tua sangat berlangganan untuk memiliki aroma khas. Saya melihat bahwa generasi muda milenial dan gen Z memiliki lebih banyak pilihan wewangian dan mampu melapisi dan menciptakan wewangian yang berorientasi pada suasana hati untuk momen atau waktu di hari itu," tambah Yang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement