Sabtu 05 Jun 2021 09:39 WIB

Turki Temukan Cadangan Gas Alam Baru di Laut Hitam

Perusahaan energi negara Turki Tpao menemukan 135 miliar meter kubik gas alam.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: Mustafa Kamaci/Turkish Presidency via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan penemuan deposit gas alam baru di Laut Hitam. Hal ini sejalan pemerintah Turki berencana untuk memulai produksi pada 2023.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Sabtu (5/6) perusahaan energi negara Tpao menemukan 135 miliar meter kubik gas di sumur lepas pantai Amasra-1, sehingga jumlah total deposit yang ditemukan selama setahun terakhir menjadi 540 miliar meter kubik.

Baca Juga

“Tidak ada audit independen atas total dan gas yang dapat diperoleh kembali salah satu temuan di lapangan Sakarya yang telah disediakan oleh pihak berwenang. Para pejabat mengatakan Tpao berencana untuk mengembangkan simpanan itu sendiri, dan tidak memerlukan pembiayaan asing,” kata Erdogan dalam sambutan yang disiarkan televisi dari kota pesisir Laut Hitam Zonguldak.

Turki telah meningkatkan eksplorasi minyak dan gas lepas pantainya dalam beberapa tahun terakhir. Erdogan telah mengajukan temuan energi baru-baru ini sebagai solusi beberapa kerentanan ekonomi jangka panjang Turki, termasuk tagihan impor energinya yang perlu dibayar dalam mata uang asing.

Penjelajah Turki tahun lalu menemukan 405 miliar meter kubik gas di sumur Tuna-1 terdekat di ladang Sakarya, penemuan terbesar yang pernah ada di Laut Hitam.

Saat ini Turki mengimpor hampir semua 50 miliar meter kubik gas yang dikonsumsinya setiap tahun. Para pejabat mengharapkan produksi dalam negeri untuk meningkatkan permintaan gas nasional sebesar 60 persen, menjadi sebanyak 80 miliar meter kubik per tahun pada 2030.

Penemuan juga diharapkan memungkinkan Turki untuk mengimpor gas yang lebih murah dan memangkas tagihan energi rata-rata tahunan sekitar 44 miliar dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement