Ahad 06 Jun 2021 17:39 WIB

Es Laut Arktik Menipis Dua kali Lebih Cepat dari Perkiraan

Es di wilayah pesisir menipis pada tingkat 70 hingga 100 persen lebih cepat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Es laut di wilayah pesisir Arktik kemungkinan menipis hingga dua kali lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya (ilustrasi).
Foto: AP
Es laut di wilayah pesisir Arktik kemungkinan menipis hingga dua kali lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut sebuah studih terbaru, es laut di wilayah pesisir Arktik kemungkinan menipis hingga dua kali lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Analisis yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas College London (UCL) Inggris menyimpulkan es di wilayah pesisir menipis pada tingkat 70 hingga 100 persen lebih cepat dibandingkan konsensus yang ditetapkan.

Penilaian ulang yang dramatis dilakukan setelah tim menggunakan peta kedalaman salju yang lebih mutakhir di atas es, yang telah mundur selama beberapa dekade saat planet ini menghangat.

"Kami percaya perhitungan baru kami adalah langkah maju yang besar dalam hal menafsirkan data yang kami miliki dari satelit secara lebih akurat," kata profesor UCL Julienne Stroeve, yang ikut menulis studi yang diterbitkan dalam jurnal The Cryosphere, dilansir di Malay Mail, Ahad (6/6). 

"Kami berharap pekerjaan ini dapat digunakan untuk menilai kinerja model iklim yang memperkirakan efek perubahan iklim jangka panjang di Arktik dengan lebih baik," kata dia.

Stoeve mengatakan, rumah bagi jutaan kilometer persegi es yang penting untuk menjaga planet tetap dingin ini memanas tiga kali lipat dari tingkat global. Ketebalan es laut diperkirakan dengan mengukur ketinggalan es di atas air. Namun pengukuran itu terdistorsi oleh salju yang menimbang es mengapung. Para ilmuwan telah menyesuaikannya dengan menggunakan peta kedalaman salju di Arktik yang menurut UCL tidak memperhitungkan dampak perubahan iklim.

"Penghitungan ketebalan es laut sebelumnya didasarkan pada peta salju yang terakhir diperbarui 20 tahun lalu," kata Robbie Mallett, seorang mahasiswa PhD yang memimpin penelitian tersebut.

Karena es laut mulai terbentuk pada akhir tahun, salju di atas memiliki lebih sedikit waktu untuk menumpuk. "Kami memperhitungkan kedalaman salju yang menurun ini untuk pertama kalinya dan menunjukkan bahwa es laut menipis lebih cepat dari yang kami duga," ujarnya.

Para peneliti menggunakan satelit Badan Antariksa Eropa untuk menghitung berapa lama gelombang radar memantul kembali dari es. Ini memungkinkan mereka menghitung ketinggiannya di atas air dan menyimpulkan ketebalan total es.

Tim UCL melengkapi perkiraan itu dengan model salju baru yang dikembangkan dalam kemitraan dengan Colorado State University di Amerika Serikat (AS). Hasil gabungan memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur tingkat keseluruhan penurunan ketebalan es, serta variabilitasnya dari tahun ke tahun.

Mallett mencatat ketebalan es laut dari seluruh wilayah sangat penting karena merupakan indikator sensitif kesehatan Arktik. Es yang lebih tebal bertindak sebagai selimut isolasi, menghentikan lautan dari pemanasan atmosfer pada musim dingin, dan melindungi lautan dari sinar matahari di musim panas.

"Es yang lebih tipis juga lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan selama pencairan musim panas Arktik," kata Mallett.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement