REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menggunakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7) pekan depan untuk mendesak para pemimpin dunia agar berkomitmen memvaksinasi populasi global pada akhir 2022. Pertemuan puncak ini menjadi acara tatap muka pertama G7 sejak pandemi melanda.
"Vaksinasi dunia pada akhir tahun depan akan menjadi satu-satunya prestasi terbesar dalam sejarah medis," kata Johnson dalam sebuah pernyataan pada Ahad (6/6).
Johnson diperkirakan akan menekankan pentingnya upaya vaksinasi global ketika bertemu dengan sesama pemimpin dunia pada di Cornwall. "Dunia melihat kita untuk bangkit menghadapi tantangan terbesar di era pascaperang: mengalahkan Covid dan memimpin pemulihan global yang didorong oleh nilai-nilai kita bersama," ujarnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Boden dan para pemimpin Kanada, Prancis, Italia, dan Jepang akan tiba di Cornwall mulai Jumat (11/5). Mereka berkumpul untuk pembicaraan tiga hari yang berfokus pada pemulihan global dari pandemi.
Pemerintah Inggris berjanji pada Februari untuk memberikan sebagian besar pasokan vaksin surplus negara itu ke Covax atau program yang didukung PBB yang bertujuan untuk memasok negara-negara miskin dengan suntikan.
Tapi, Inggris belum memberikan angka berapa banyak dosis yang akan disumbangkannya. Negara dengan populasi sekitar 70 juta telah memesan sekitar 400 juta dosis vaksin.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock telah mengatakan negara itu tidak memiliki dosis berlebih saat ini. "Kami baru saja menyiapkannya secepat mungkin," ujarnya.
The Sunday Times melaporkan bahwa Johnson akan mengumumkan di KTT bahwa Inggris akan berjanji untuk menyumbangkan lebih dari 2 miliar pound tahun ini, dengan sumbangan lebih lanjut pada 2022. Sedangkan AS telah mengatakan pihaknya berencana untuk membagikan 80 juta dosis vaksin surplusnya secara global pada akhir Juni, sebagian besar melalui Covax.