Senin 07 Jun 2021 08:43 WIB

Negara Ini Berencana Gunakan Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran

Bitcoin akan digunakan bersama dolar AS yang merupakan mata uang resmi El Salvador.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Bitcoin.
Foto: Reuters/Benoit Tessier
Bitcoin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengatakan akan membuat mata uang kripto Bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah di negaranya. Jika rencana tersebut mendapat dukungan kongres, El Salvador akan menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi mata uang digital.

Bitcoin nantinya akan digunakan bersama dolar AS yang merupakan mata uang resmi El Salvador. Bukele mengatakan Bitcoin akan memudahkan warga Salvador yang tinggal di luar negeri untuk melakukan pembayaran ke negaranya. 

Baca Juga

“Dalam jangka pendek, ini akan menciptakan lapangan kerja dan membantu memberikan inklusi keuangan kepada ribuan orang di luar ekonomi formal,” kata Bukele pada konferensi Bitcoin di Florida dikutip BBC, Senin (7/6).

Selain itu, menurut Bukele, langkah ini juga dapat meningkatkan investasi ke El Salvador. Bukele menyatakan bakal mengirimkan undang-undang terkait bitcoin tersebut ke kongres pada pekan depan. 

Jika disahkan, langkah itu akan membuka layanan keuangan bagi 70 persen warga El Salvador yang tidak memiliki rekening bank. Ekonomi El Salvador sangat bergantung pada pengiriman uang, yang menghasilkan sekitar 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) negara itu.

Lebih dari dua juta orang Salvador tinggal di luar negeri. Mereka terus menjaga hubungan dekat dengan kerabat di El Salvador dan rutin mengirimkan uang. Total pengirimannya mencapai 4 miliar dolar AS setiap tahun. 

Secara konvesional, layanan pengiriman uang di El Salvador saat ini terbilang mahal. Selain itu, durasi pengiriman bisa memakan waktu hingga berhari-hari. 

Menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah dinilai akan meningkatkan kehidupan dan masa depan jutaan orang. Namun Bukele tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait penerapan kebijakan tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement