REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Ari Santoso (72 tahun), warga Desa Sudagaran Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas, saat ini, terpaksa kehilangan lengan kirinya. Lengannya diamputasi sebatas siku, oleh petugas medis di RS Siaga Medika Banyumas. Alasan tindakan amputasi tersebut, sejauh ini belum diketahui.
"Pasien tersebut memang merupakan pasien RS Siaga Medika. Tapi mengenai detailnya, kami baru akan berkoordinasi dengan dokter yang memberikan pelayanan. Karena dokter yang menangani bukan cuman satu, ada dokter penyakit dalam, dokter ortopaedi dan dokter paru," ujar Direktur Rumah Sakit Siaga Medika Purwokerto, dr Panji Anggara, saat dikonfirmasi via zoom oleh sejumlah wartawan, Senin (7/6).
Namun akibat tindakan ini, Ari mengadukan, kasus tersebut ke kantor Peradi SAI Purwokerto. Saat ditemui wartawan di kantor tersebut, Ari mengaku, awalnya datang ke RS Siaga Medika Banyumas karena sakit perut. "Saya datang ke RS tersebut pada 5 Mei, karena sakit perut dan muntah-muntah," ungkapnya.
Di rumah sakit tersebut, Ari mengaku, mendapat tindakan infus intra vena dan pengobatan lain. Saat hari-hari pertama mendapat infus, awalnya dia tidak merasa sakit. Namun semakin lama, ungkap dia, lengan di bagian yang mendapat infus menjadi sakit, bahkan semakin sakit dan menjadi berwarna biru.
Ari mengaku, sudah melaporkan sakit di bagian infus pada petugas medis yang memeriksanya. Namun tindakan baru dilakukan pada beberapa hari kemudian, setelah dia meminta anaknya menemui dokter rumah sakit.
"Sertelah dilakukan pemeriksaan, dokter itu merekomendasikan tangan saya diamputasi untuk keselamatan saya," ujarnya.
Merasa ada kejanggalan atas penanganan medis yang diterimanya, Ari akhirnya memutuskan untuk melakukan upaya hukum dengan menggandeng Peradi SAI Purwokerto. Melalui upaya ini, dirinya berharap, ada kejelasan mengenai apa yang terjadi pada lengan saya.
"Paling tidak kalau ada kesalahan dalam penanganan, jangan sampai hal ini terjadi pada orang lain," katanya.
Ketua Peradi SAI Purwokerto, Djoko Susanto, yang menangani kasus tersebut, mengaku, akan mendampingi kliennya untuk melakukan upaya hukum. "Kasusnya memang tidak wajar. Datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit perut, kok kemudian sampai tangannya diamputasi," katanya.