Selasa 08 Jun 2021 20:49 WIB

Kasus Baru Covid-19 di Bangkalan Capai Ratusan Orang

Penyebab Covid-19 naik di Bangkalan terjadi karena transmisi lokal klaster keluarga.

 Kasus baru Covid-19 di Bangkalan, Madura, mencapai 322 orang dalam dua pekan terakhir.
Foto: ANTARA/Moch Asim
Kasus baru Covid-19 di Bangkalan, Madura, mencapai 322 orang dalam dua pekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin Imron, mengatakan mengemukakan kasus baru Covid-19 di wilayah itu mencapai 322 orang dalam dua pekan terakhir. Jumlah kasus tertinggi berada di Kecamatan Arosbaya, Klampis, Geger, dan Kecamatan Bangkalan.

"Data penderita Covid-19 ini mulai 10 April hingga 7 Juni 2021," kata dia Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (8/6).

Untuk menangani masalah itu, Pemkab Bangkalan telah menyiapkan fasilitas kesehatan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) dengan menyediakan 150 tempat tidur dan kini telah digunakan untuk 93 pasien Covid-19. "Pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Bangkalan ini adalah pasien yang positif, akan tetapi mengalami gejala," ujarnya.

Untuk pasien Covid-19 yang positif namun tidak bergejala atau yang diistilahkan dengan orang tanpa gejala (OTG), maka tim Satgas Covid-19 Bangkalan menempatkan mereka di Balai Diklat Pemkab Bangkalan, dengan kapasitas 74 tempat tidur dan sampai saat ini sudah digunakan oleh 35 pasien. Dalam kesempatan itu, Latif menyebut penderita Covid-19 di kabupaten paling barat di Pulau Garam itu bukan hanya dari kalangan tenaga medis dan warga biasa, tetapi ada juga yang berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bangkalan.

"Untuk penanganan atau isolasi bagi PMI, kami menyiapkan balai latihan kerja dengan kapasitas 30 tempat tidur, dan sampai saat ini sudah terisi 17 orang," ujarnya.

Dia menyampaikan hasil kegiatan penyekatan pada 7 Juni 2021 di akses Jembatan Suramadu dan Pelabuhan Kamal. Sebanyak 1.364 orang telah dilakukan rapid test antigen dan hasilnya 28 orang dinyatakan reaktif dan setelah dilakukan tes usapsebanyak delapan orang terkonfirmasi positif.

Berdasarkan hasil analisis, Latif mengatakan penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan terjadi karena transmisi lokal pada klaster keluarga dari pemudik, pada Hari Raya Ketupat di Arosbaya. Saat itu masyarakat biasa menggelar tradisi kumpul bareng keluarga dan kegiatan itu mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu, petugas tidak bisa melakukan pelacakan pada masyarakat yang terlebih dahulu diketahui terpapar Covid-19 karena masyarakat Bangkalan banyak yang menolak dan tidak kooperatif dengan petugas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement