REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mengambil tindakan menarik 619 dosis vaksin COVID-19 jenis Sinovac dari 28 RS. Hal itu sebagai upaya melakukan evaluasi terkait adanya data yang tidak cocok.
"Diskes Pekanbaru menemukan data vaksin COVID-19 di rumah sakit yang tidak sesuai dengan jumlah persediaan dosis vaksin. Jumlah vaksin seharusnya terdapat dalam Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik (SMILE)," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Arnaldo Eka Putra di Pekanbaru, Rabu (9/6).
Ia mengatakan, proses penarikan dosis vaksin COVID-19 dari rumah sakit-rumah sakit itu mulai dilaksanakan Selasa (8/6) sore. Menurut dia, 619 dosis vaksin yang ditarik tersebut, saat ini tersimpan di Instalasi Farmasi Kesehatan (IFK) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.
"Pihak rumah sakit, mestinya memasukkan data warga yang sudah disuntik vaksin dalam data P-Care dan data ini masuk dalam sistem komputer," paparnya.
Kepala Bidang Sumber Daya Dinkes Kota Pekanbaru David Oloan mengatakan, sejak tadi malam petugas rumah sakit sudah bekerja untuk menyelesaikan ketimpangan data vaksin. "Pengelola data rumah sakit sama direktur sudah dipanggil dan tadi malam bekerja," ujar David.
Pada Rabu (9/6), katanya, seluruhnya masih bekerja untuk menyelesaikan dan menyesuaikan data vaksinasi yang dilakukan 28 rumah sakit. Ditargetkan data vaksinasi sudah sinkron dengan stok vaksin yang ada.
"Sampai hari ini masih bekerja dan diharapkan hari ini selesai, begitu selesai baru bisa masuk vaksinnya lagi," tuturnya.
Ia menegaskan, Dinkes masih menangguhkan pemberian stok vaksin ke rumah sakit. Total vaksin yang ditarik sebanyak 619 dosis, setelah data ini selesai, Dinkes akan melakukan pengawasan terhadap rumah sakit. Satu rumah sakit akan diawasi oleh seorang petugas dari Dinkes Pekanbaru.