Ahad 13 Jun 2021 10:59 WIB

Ribuan Orang Unjuk Rasa Dukung Palestina di Tengah KTT G7

Demonstran menuntut pemimpin G7 mengakhiri dukungan mereka kepada Israel.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Ribuan Orang Unjuk Rasa Dukung Palestina di Tengah KTT G7. Batul Al-Masri, 5, dan saudara-saudaranya berdiri untuk potret di kamar tidur mereka yang rusak ketika serangan udara menghancurkan sebuah bangunan di dekatnya sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, Mei 26, 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza.
Foto: AP/John Minchillo
Ribuan Orang Unjuk Rasa Dukung Palestina di Tengah KTT G7. Batul Al-Masri, 5, dan saudara-saudaranya berdiri untuk potret di kamar tidur mereka yang rusak ketika serangan udara menghancurkan sebuah bangunan di dekatnya sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, Mei 26, 2021, di Beit Hanoun, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pengunjuk rasa berbaris menuju Downing Street, London, Inggris, Sabtu (12/6). Mereka menyerukan para pemimpin Negara-Negara Kelompok Tujuh (G7) mengakhiri dukungan mereka kepada Israel setelah serangan Gaza.

Dilansir dari Aljazirah, Ahad (13/6), sebagai bagian dari unjuk rasa 'Resist G7: Day of Action for International Justice', para demonstran berbaris menuju kediaman resmi Perdana Menteri Inggris Borris Johnson di Downing Street. Mereka meneriakkan dan memegang plakat memprotes kebijakan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Baca Juga

Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya keterlibatan dalam kejahatan perang Israel terhadap Palestina oleh Inggris dan pemerintah G7 lainnya. Mantan pemimpin partai Buruh Jeremy Corbyn menghadiri pawai dan berbicara kepada orang banyak.

"Pada demonstrasi Justice For Palestine hari ini di London, saya juga menyerukan penghentian penjualan senjata. Senjata buatan Inggris membunuh warga sipil, termasuk anak-anak dalam konflik di luar negeri. Ini harus dihentikan," tulis Corbyn di Twitter.

Rapat umum itu terjadi saat kelompok informal dari tujuh negara ekonomi terkemuka, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat bertemu di Cornwall secara tatap muka untuk pertama kalinya dalam dua tahun. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah global krisis kesehatan dan perubahan iklim.

Laporan Aljazirah oleh Paul Brennan menyampaikan fokus pada demonstran 'berubah' dan 'berkembang' semenjak gencatan senjata diumumkan antara Israel dan Hamas. Pengeboman 11 hari Israel di Gaza menewaskan 253 warga Palestina. Ini termasuk setidaknya 66 anak-anak, meninggalkan banyak bangunan, rumah dan infrastruktur hancur di daerah kantong yang terkepung.

"Apa yang mereka bicarakan sebagian besar adalah BDS untuk mencoba memaksa Israel memperlakukan rakyat Palestina dengan lebih baik. Seruan dari para pengunjuk rasa di sini kepada para pemimpin G7 adalah untuk benar-benar memperhatikan ini dan menganggap serius masalah ini," kata Brennan, merujuk pada gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang dipimpin Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement