Eri Cahyadi: Optimalkan Tes Usap Hingga di Tingkat Kecamatan
Red: Andi Nur Aminah
Polisi berjaga saat penyekatan di Dermaga Penyeberangan Ujung (Surabaya)-Kamal (Madura), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/6/2021). Penyekatan dengan dilakukan tes Antigen bagi penumpang kapal dari Pulau Madura itu untuk menelusuri penyebaran COVID-19, menyusul meningkatnya kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura. | Foto: Antara/Didik Suhartono
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 mengoptimalkan tes cepat antigen dan tes usap massal di tingkat kecamatan khususnya di lokasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan. "Tiga pilar kecamatan harus melakukan tes cepat antigen massal bersama puskesmas. Tujuannya untuk mencegah supaya tidak ada klaster baru di Kota Surabaya," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Senin (14/6).
Eri Cahyadi mengatakan, selain melakukan screening di Jembatan Suramadu, pihaknya juga menerapkan tes cepat antigen secara massal di sejumlah lokasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Seperti halnya tes Covid-19 yang sudah dilakukan Tim Swab Hunter Covid-19 kepada para pedagang di kawasan Masjid Nasional Al-Akbar dan Pasar Gembong Asih Surabaya pada Ahad (13/6). "Ini dilakukan sebagai langkah deteksi dini untuk mencegah penyebaran Covid-19," katanya.
Untuk itu, Eri berharap agar tes Covid-19 massal bisa digencarkan lagi oleh Tim Swab Hunter yang terdiri atas petugas kecamatan, kepolisian, TNI serta puskesmas khususnya di titik-titik lokasi yang berpotensi menimbulkan kerumunan. "Setelah hasilnya tes dinyatakan positif, maka warga tersebut harus dibawa ke Asrama Haji untuk dilakukan isolasi," ujar Eri.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengingatkan warga agar mewaspadai tingginya mobilitas saat perayaan Hari Raya Idul Adha tahun ini. Untuk mengantisipasi hal itu, Febria menekankan agar Satgas Covid-19 terus memasifkan langkah 3T, yakni testing, tracing dan treatment. "Kami juga berharap kepada warga beserta pemerintah daerah di luar Surabaya supaya melakukan hal yang sama," katanya. Menurut dia, protokol kesehatan yang diterapkan di Kota Surabaya dan luar daerah harus sama-sama ketat dan 3T harus dimasifkan.