Rabu 16 Jun 2021 04:50 WIB

Ketika Baghdad Abad ke-9 Menghidupkan Kembali Astronomi

Bayt al-Hikmah didirikan oleh khalifah kelima Dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Para cendikiawan di Bayt Al Hikmah Baghdad pada abad 9 M.
Foto: google, com
Para cendikiawan di Bayt Al Hikmah Baghdad pada abad 9 M.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayt al-Hikmah didirikan oleh khalifah kelima Dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid, di Baghdad pada abad ke-8. Baghdad menjadi peleburan pengetahuan dengan para filsuf, pemikir, dan astronom dari berbagai belahan dunia yang berlindung di pusat kekuatan intelektual itu.

Setelah Abbasiyah berkuasa di Irak pada tahun 750 M usai jatuhnya Dinasti Umayyah, ibu kota baru dipindahkan dari Damaskus ke Baghdad. Itu adalah waktu ketika penaklukan Muslim dan pertumbuhan kekhalifahan memungkinkan iklim budaya yang dinamis berkembang.

Baca Juga

Akibatnya, berbagai tradisi intelektual disusun di bawah pemerintahan Muslim yang memberikan landasan bagi pembelajaran Yunani kuno dari Eropa, serta dari Persia, Sumeria, dan India di Timur. Selama lima abad, antara abad ke-8 dan ke-13, Eropa menderita kerusakan intelektual sementara Baghdad adalah kota di atas bukit, dengan berbagai pengetahuan dan prestasi ilmiahnya.

Bayt al-Hikmah menampung orang-orang dari seluruh dunia dan dari berbagai agama—Kristen, Yahudi, Muslim, Zoroaster, yang mengumpulkan dan menerjemahkan banyak karya dari kanon sastra Yunani, yang memberikan pengaruh besar pada pemikiran Arab.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement