REPUBLIKA.CO.ID, —Allah SWT menyampaikan kepada Rasulullah SAW bahwa Dia telah meridai baiat yang telah dilakukan para sahabat kepada beliau pada waktu Bai'atur Ridhwan. Para sahabat yang ikut baiat pada waktu itu lebih kurang 1.400 orang.
لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ
“Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat.” (QS Al Fath 18)
Menurut riwayat, ada seorang yang ikut bersama Rasulullah SAW, tetapi tidak ikut baiat, yaitu Jadd bin Qais Al Ansari. Dia adalah seorang munafik.
Para sahabat yang melakukan baiat itu telah berjanji akan menepati semua janji yang ia telah mereka ucapkan walaupun akan berakibat kematian diri mereka sendiri.
Hal itu tersebut dalam hadits yang diriwayatkan Al Bukhari dari Salamah bin Al Akwa', bahwa ked dia berkata, Aku telah melakukan baiat kepada Rasulullah saw kemudian aku berjalan menujubayangan pohon (Samurah). Ketika orang-orang mulai sedikit, Nabi saw berkata, "Wahai Ibnu al-Akwa', tidakkah kamu ikut melakukan baiat?" Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku sudah melakukan baiat." Rasulullah berkata, "Yang ini juga." Maka aku melakukan baiat untuk kedua kalinya. Aku (Yazid bin Abu 'Ubaid, salah seorang sanad hadis ini) bertanya pada Salamah bin al-Akwa', "Wahai Abu Muslim (panggilan Salamah), untuk apa kalian melakukan baiat pada hari itu?" la menjawab, "Untuk mati." (Riwayat l Bukhari dari Salamah bin al-Akwa');
Allah menjanjikan balasan berupa surga yang penuh kenikmatan kepada orang-orang yang ikut baiat itu. Hal ini ditegaskan pula dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmizi dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak seorang pun akan masuk neraka dari orang-orang yang ikut baiat di bawah pohon (Samurah) itu."
Ada sahabat sering berdatangan mengunjungi pohon itu untuk mengenang dan memperingati peristiwa Bai'ah ar-Ridwan, maka beliau memerintahkan untuk menebang pohon itu. Umar memerintahkan agar pohon dan tempat itu tidak dikeramatkan dan dipuja oleh orang-orang yang datang kemudian sehingga la menjadi tempat timbulnya syirik.
Perbuatan Umar tersebut adalah sebagai saddu dzari'ah (menutupi celah atau kesempatan agar tidak terjadi syirik di kemudian hari). Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Dia mengetahui isi hati dan kebulatan tekad kaum Muslimin yang melakukan baiat itu.
Oleh karena itu, Allah menanamkan dalam hati mereka ketenangan, kesabaran, dan ketaatan kepada keputusan Rasulullah saw. Allah menjanjikan pula kepada mereka kemenangan pada Perang Khaibar yang terjadi dalam waktu yang dekat.