REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, keputusan Pemerintah Provinsi DKI menghentikan sementara uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tidak terkait dengan adanya siswa yang terpapar Covid-19. Widyastuti menilai, bahwa perlu dilakukan studi penelitian lebih jauh guna mengetahui keterkaitan penghentian uji coba PTM.
"Untuk mengatakan ada atau tidaknya (kasus), dilakukan studi penelitian, karena yang dibuka hanya kecil," kata Widyastuti saat ditemui usai menghadiri Apel Gabungan bersama TNI, Polri dan jajaran Forkopimda DKI Jakarta di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat (18/6) sore.
Widyastuti menjelaskan, pihaknya terus mengevaluasi sampai kapan penghentian PTM dilakukan. Dalam Surat Pemberitahuan Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 8057/-1.851 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana pada Kamis (17/6), tidak diketahui masa penghentian PTM dilakukan.
Dalam surat itu, Nahdiana meminta uji coba pembelajaran campuran agar dilakukan penuh dalam jaringan atau dari rumah sejak keluar pemberitahuan ini sampai ada putusan lebih lanjut. Dalam kesempatan sebelumnya, Widyastuti menyebut alasannya dihentikannya PTM karena lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta.
"Dengan kondisi saat ini dan rapat bersama antarsatgas kita putuskan saat ini piloting tatap muka tidak dilanjutkan. Sambil menunggu situasi di DKI Jakarta," kata dia.
Widyastuti menjelaskan, awalnya Pemprov DKI sempat melaksanakan uji coba pembukaan sekolah ketika saat kasus Covid-19 melandai. Saat itu sebanyak 83 sekolah melaksanakan pilot project PTM dengan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 ketat.
"Pada saat berjalan baik, kita buka peningkatan 143 sekolah. Sama prokes ketat, guru, orang tua murid sudah divaksin dan masuk seminggu dua kali," katanya.